”Selama ini baru dari warga dua RW, mungkin kalau peternakan saya makin banyak akan saya tambah,” ujarnya lagi.
Oleh karenanya, Supiani menekankan, pengelolaan sampah organik juga dapat bernilai uang apabila dikelola secara serius oleh masyarakat. Namun, hal itu membutuhkan edukasi secara masif. Agar kesadaran masyarakat semakin tumbuh dan kuat dalam melakukan pengelolaan sampah tersebut.
Peran pemerintah sangat penting dalam upaya menghadirkan kesadaran dan kepedulian masyarakat. Apabila pengelolaan sampah dikuatkan dari hulunya dengan terobosan-terobosan inovasi yang dapat diterima masyarakat. Tingkat kesadaran masyarakat akan terbangun sehingga permasalahan sampah di Kota Tangerang dapat diminimalisir.
Dia juga mendorong, pemerintah berkolaborasi dengan masyarakat agar dapat mengelola sampah organik menjadi pakan ternak dan pupuk kompos maupun cair.
”Pengelolaan sampah organik menjadi pakan ternak dan pupuk ini menjadi peluang ekonomi bagi masyarakat. Tapi perlu adanya edukasi yang kuat dan kerjasama pemerintah dengan warga yang mengelola. Misal, hasil olahan warga pemerintah melalui PT TNG jadi distributornya penjualan pakan ternak dan pupuk itu tadi,” jelasnya.
Dia berharap, sosialisasi dan penguatan edukasi pengelolaan sampah organik tersebut lebih dikuatkan ditengah masyarakat dan lingkungan sekolah. Penguatan membangun kesadaran masyarakat dalam mengelola sampah menjadi ujung tombak dalam upaya mengatasi masalah sampah selama ini.
”Jadi bukan hanya infrastruktur atau teknologi dalam mengelola persampahan, tetapi bagaimana kesadaran masyarakat ini bisa terus kita bangun bersama-sama,” pungkasnya. (zis)