PMM Belum Tepat Diterapkan untuk Siswa SD

Minggu 03-08-2025,18:22 WIB
Reporter : Randy Yasetiawan
Editor : Sihara Pardede

TANGERANG — Platform Mer­deka Mengajar (PMM) bagi siswa SD yang saat diterapkan  dinilai kurang efektif dan efisien terhadap guru saat memberikan materi pembelajaran. Pasalnya, guru tidak fokus dan disibukan dengan administrasi diri serta mengurangi pembelajaran ter­hadap siswa.

PMM menurut pihak sekolah, tidak tepat sasaran untuk dite­rapkan di tingkat SD dan SMP. Ini karena usia anak di SD sam­pai SMP butuh  asupan ilmu dan pengetahuan dari guru yang memgajar. Jadi tidak tepat jika PMM diterapkan un­tuk siswa, khususnya siswa SD.

Kepala SDN Margamulya Sum­­pena mengatakan, PMM belum saatnya di terapkan di tingkat SD. Ini karena  siswa SD masih butuh asupan ilmu dan pengetahuan yang luas. Sedangkan PMM lebih ke pe­ne­kanan riset dan teknologi, yang mana siswa SD di paksa­kan untuk mengetahui dan belajar dengan cara teknologi.

”Harusnya siswa itu masih harus di bimbing oleh guru.  Adanya PMM menurut saya tidak efektif untuk bisa di jadi­kan sistem pengajaran di dunia pendidikan, khususnya tingkat SD. Siswa SD harus lebih banyak menerima materi pelajaran yang lebih di banding mereka harus mengerjakan tugas de­ngan membuat video dan di upload ke medsos, dan itu bu­kan sistem pendidikan di Indo­nesia untuk siswa SD,” ujarnya kepada Tangerang Ekspres, Kamis (31/7). 

Sumpena menambahkan, ada­nya PMM juga membuat guru menjadi kurang fokus. Ini  karena mereka lebih banyak melemparkan tugas dengan sistem online. Padahal, Kuri­kulum 13 sangat bagus untuk pendidikan.  Sedangkan  kuri­ku­lum merdeka di rasa belum bisa diterapkan kepada guru yang ada di Indonesia khusus­nya di Kabupaten Tangerang.

”PMM ini juga menyulitkan para guru, bahkan guru sibuk dengan urusan mereka diban­dingkan harus memberikan ilmu kepada siswa. Saya rasa, harus di kaji ulang agar kede­pannya tidak menimbulkan permasalahan di dunia pendi­dikan,” paparnya.

Ia menjelaskan, guru juga saat ini mengikuti workshop melalui online. Hal tersebut tidak efektif dan tidak bisa me­nambah wawasan. Harus­nya, workshop guru dilakukan de­ngan cara tatap muka agar me­reka bisa paham dan bisa menambah wawasan untuk mengajar.

”Kalau workshop secara on­­line, saya yakin para guru tidak akan paham karena ada keter­batasan. Harapan saya, kede­pannya dunia pendidikan atau sistem pendidikan di Indonesia bisa lebih mudah dan tidak menyimpang jauh dari pen­didikan. Serta lebih memper­hatikan siswa agar siswa paham dan menda­patkan ilmu yang berkualitas,” tutupnya.(ran)

Kategori :