Muhaemin juga berharap aparat desa setempat proaktif mengakomodasi keluhan warga. Sebab, selama ini pihak desa seperti tidak perduli dengan kondisi yang ada.
“Kepala desa dan aparaturnya adalah wakil warga dan idealnya membantu menyelesaikan persoalan ini. Namun kami lihat aparat desa abai dengan masalah ini dan mengorbankan masyarakatnya,” tegasnya.
Sementara itu, Ketua BPD Desa Bendungan Entis Sutisna tidak membantah ada sejumlah lahan warga yang hingga kini terendam akibat PSN tol Serpan. Bahkan kata dia, warga sudah protes sejak awal lewat kepala desa maupun langsung ke perusahaan. Namun memang tuntutan warga dan PT WIKA dan pihak subkon nya belum ketemu.
"Informasi terakhir, PT WIKA akan memberikan ganti rugi Rp 50 juta namun dianggap warga tidak sesuai,” kata Entis.
Entis berharap PT WIKA mengakomodir keluhan warga karena Tol Serpan merupakan proyek besar untuk kepentingan masyarakat.
“PT WIKA kan BUMN yang tentunya punya tim penilai termasuk untuk lahan yang terdampak. Berikan ganti rugi yang sesuai kepada warga dan lahan saya pribadi juga ikut terdampak dan rusak,” pungkasnya.(*)