Jalan Tol Bali Mandara (TBM) siap menerapkan transaksi non tunai 100 persen. Karena sejak beroperasi seluruh gardu tol sudah dapat melayani transaksi non tunai. Berdasar data PT Jasa Marga Bali Tol Selasa (8/8) kemarin, saat ini volume lalu lintas mencapai 52 ribu kendaraan per hari.
54 persen kendaraan roda empat, 45 roda dua, dan 1 persen lagi kendaraan besar. Dari jumlah tersebut, baru 15 persen yang melakukan transaksi dengan uang elektronik. Direktur Utama PT. Jasa Marga Bali Tol Akhmad Tito Karim, Selasa (8/8) kemarin menyatakan, secara prinsip TBM siap menyukseskan gerakan nasional non tunai (GNNT).
Hanya saja suksesnya penerapan transaksi tol non tunai tergantung dunia perbankan dan masyarakat. “Yang jelas, penerapan uang elektronik bisa mengurai antrian. Dengan uang tunai hanya butuh waktu 14 detik, dengan non tunai hanya 2 detik,” kata Tito Karim.
Saat ini uang elektronik yang dapat digunakan di TBM baru e-Money milik Bank Mandiri, Brizzi (BRI), Tap Cash (BNI), BPD Bali, dan Blink (BTN).
Sedangkan Flazz (BCA), dan Mega Cash (Bank Mega) masih dalam proses pemasangan. “Mulai September transaksi non tunai 100 persen di TBM kita perlakukan, tapi belum menyeluruh. Baru pada Oktober 2017, kita perlakukan secara penuh,” ujarnya.
Karena itu, dia berharap pengguna jalan tol membiasakan bertransaksi menggunakan uang elektronik. “Mulai 1 Oktober, TBM tidak menerima pembayaran dengan uang tunai. Kami harap masyarakat siap dengan kebijakan ini,” pungkasnya. (rb/jul/mus/JPR)