Masyarakat Indonesia masih rendah kesadarannya terhadap pengelolaan keuangan. Terutama para generasi millenial yang menghabiskan keuangannya dengan cara tidak jelas. "Kita tahu sebagian besar masyarakat kita belum sadar akan kegiatan keuangan. Yang lebih sedih, masalah keuangan ini masalah yang tabu untuk dibicarakan di antara para keluarga di Indonesia," ujar Direktur PermataBank Bianto Surodjo di Ritz Carlton, Jakarta, Rabu (2/8).
Bianto Surodjo bersama PermataBank memberikan pemaparan literasi keuangan kepada masyarakat dalam acara PermataBank Wealth Wisdom 3 Seasons of Wealth. Hal itu dilakukan karena masyarakat masih banyak yang belum memahami soal literasi dan industri keuangan.
Direktur PermataBank Bianto Surodjo mengatakan, pada acara tahunan kali ini pihaknya membawa tema 3 seasons. Sasarannya adalah masyarakat yang belum sadar akan keuangan.
Dia mencatat saat ini generasi muda (millenial) saat ini hanya 19 persen yang memiliki tabungan. Sementara pada periode 2009-2015 masyarakat berusia 30 hingga 40 tahun hanya 20 persen yang memiliki tabungan. "Sedangkan di generasi mapan 57 persen dari mereka spending uangnya ke generasi sebelumnya itu enggak efektif," terangnya.
Dikatakan Bianto, PermataBank saat ini tengah menyasar tiga generasi dalam literasi keuangan. Pertama adalah generasi milenial untuk diedukasi. Tujuannya, pada generasi tersebut mereka terkesan boros dan tak bisa mengatur keuangannya agar lebih sehat.
"Karena generasi ini adalah generasi yang paling penting untuk diedukasi masalah keuangan," kata dia. Selain itu, generasi midlife, yang berusia 30 sampai awal 40 tahunan. Generasi ini memiliki pengalaman yang lebih besar dalam bekerja dan mempunyai mimpi yang ingin segera direalisasikan.
Terakhir, generasi mature adulthood, atau generasi yang ingin memastikan generasi di bawah mereka hidup layak. "Kami akan coba lihat ini secara komperhensif, dan itulah mengapa tahun ini kita bicara 3 season? Ini karena kami ingin bahas wealth secara keseluruhan dan secara lebih luas," tandasnya. (cr4/JPC)