Pemkot Tangsel Bangun 1.800 Septic Tank, Hapus Kebiasaan BAB Sembarangan

Selasa 07-03-2023,13:54 WIB
Reporter : Redaksi Tangeks
Editor : Redaksi Tangeks

TangerangEkspres.co.id - Masalah sanitasi pembuangan air besar (BAB) menjadi permasalahan di beberapa daerah. Meskipun daerah sudah maju dan pembuangan BAB sudah modern namun, masih ada warga yang BAB menggunakan jamban helikopter maupun warga yang membuang kotoran ke empang yang ada di belakang rumah. Di Kota Tangsel masih ada warga yang tidak punya septic tank karena, masyarakat banyak yang belum punya sanitasi dan ini lantaran kebiasaan serta tidak mampu. Untuk mengatasi hal tersebut, Pemkot Tangsel memiliki program sanitasi total berbasis masyarakat (STBM) atau septic tank. Tahun ini Pemkot Tangsel akan membangun 1.800 STBM dan di tujuh kecamatan. Pembangunan dimulai hari ini, Rabu, 7 Maret 2023 dengan dilaksanakannya peletakan batu pertama pembangunan tangki septik program kegiatan "stop buang air besar sembarangan menuju Tangsel Kota Sehat 2024. Peletakan batu pertama dilakukan oleh Wali Kota Tangsel Benyamin Davnie di Jalan Tidore Jombang Kramat RT 4/17 Kelurahan Jombang, Ciputat. Benyamin Davnie mengatakan, tahun ini pihaknya akan membangun 1.800 septic tank atau STBM untuk membantu warga dalam kerangka meningkatkan kesehatannya. "Selama ini mereka banyak pembuangannya ke empang dan kolam, itu yang kita benahi dan kita bangun septic tank ya," ujarnya kepada wartawan seusai peletakan batu pertama, Selasa, 5 Maret 2023. Pria yang biasa disapa Pak Ben ini menambahkan, pembangunan septic tank akan dilaksanakan disemua kecamatan namun, jumlah tiap kecamatan berbeda-beda. Pembangunan septic tank dilakukan di tiap rumah tangga yang belum memiliki septic tank. "Yang penting ada ketersediaan tanah, kecuali kalau tanah terbatas. Tanki septic tank ini bisa nampung 800 liter, di dalam tanki ada filter, sudah ada sistem untuk mengolah air tinjanya. Nantinya air dibuang di sumur resapan disebelahnya. Air yang dibuang sudah bersih dan tidak ada kotoran," jelasnya. Menurutnya, tahun depan pihaknya tetap akan meneruskan program tersebut namun, jumlahnya tidak banyak. Program tersebut sebelumnya belum pernah dilakukan oleh Pemkot Tangsel. "Saya berharap masyarakat bisa ikuti program ini, melalui RT, RW dan lurah untuk bisa mendaftarkan diri dalam program ini. Warga tidak punya septic tank sudah cukup lama, pembinaannya dialirkan ke empang juga sudah lama," ungkapnya. "Anggaran untuk membuat satu titik septic tank ini sekitar Rp 16 juta sampai Rp 20 juta dan ini sudah termasuk pengerjaan dan lainnya. Yang menggerakkan BKM," tutupnya. Sementara itu, Camat Ciputat Mamat mengatakan, Kelurahan di wilayahnya ada 7 kelurahan, yakni Jombang, Sawah Baru, Ciputat, Sawah, Cipayung, Seru Indah dan Serua. "Cuma Jombang, Sawah Baru, Ciputat dan Sawah yang masih ada masyarakat yang tidak punya septic tank," ujarnya. Mamat menambahkan, kelurahan Jombang paling banyak wilayah yang tidak memiliki septic tank. Menurutnya, hal ini lantaran menjadi kebiasaan warga dan turun temurun. "Warga berfikir tidak ada pengaruh lainnya, baik stunting dan lainnya. Dia bikin empang dan dipeliharain lele. Pokoknya mereka nyaman," jelasnya. Ditempat yang sama, Lurah Jombang Iwan Sutisna mengatakan, tahun lalu pihaknya telah membangun 77 sanitasi total berbasis masyarakat (STBM). "Pembangunan ST ini merupakan program kelurahan dan dibangun menggunakan dana satpras dan swadaya masyarakat," singkatnya. Sementara itu, Sekretaris Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kota Tangsel Hari Widodo mengatakan, 1.800 septic tank yang akan dibangun tahun ini diharapkan selesai tepat waktu. Namun, jumlah tersebut hanya target dan rencana saja. "Realisasi saya yakin ga akan segitu karena, saat diverifikasi juga ternyata ada beberapa lokasi yang tidak bisa dikerjakan. Pembangunan satu titik maksimal memerlukan waktu 4 hari," ujarnya. Menurutnya, verifikasi dimulai dari kesiapan lahan dan lahan harus punya sendiri. Bila tidak punya lahan pembangunannya septic tank bisa secara komunal, asalkan ada lahan fasos fasusm atau lahan hibah masyarakat tapi, luasannya cukup luas. "Misal satu lahan dipakai bisa untuk 10-20 rumah tapi, ini harus ada pertimbangan teknisnya," tambahnya. (*) Reporter : Tri Budi

Tags :
Kategori :

Terkait