TANGERANG--“Nyawa anak saya tak tergantikan.” Begitu ucapan Suryani mengenang kematian putrinya, Italia Chandra Kartika Putri (23), yang tewas ditembak pelaku pencurian kendaraan bermotor. Ungkapan ini disampaikan Suryani saat bertemu dengan Kapolda Metro Jaya Irjen M Iriawan di Mapolda Metro Jaya, Selasa (11/7). Suryani datang didampingi suaminya, Feri Chandra, dan Kapolres Metro Tangerang Kota Kombes Harry Kurniawan. Di Mapolda Suryani dan Feri akhirnya bertemu dengan tersangka Sudirman. Saat kejadi perampokan, Sudirman sebagai joki. Ia yang mengendarai motor memboncengkan Saiful. Dengan pistol rakitan, Saiful menembak Ita hingga akhirnya tewas. Saiful juga tewas ditembak polisi di Lampung. Sudirman akhirnya menyerahkan diri. Ia takut dengan ancaman polisi, yang menegaskan akan menembak mati dirinya saat tertangkap. Suryani bersyukur atas tertangkapnya kedua pelaku. Dia juga berterima kasih kepada polisi yang berhasil menangkap kedua pelaku. “Saya mengucapkan syukur alhamdulillah, doa saya terkabul. Mudah-mudahan pelaku tertangkap hidup-hidup. Ternyata setelah lama saya kemarin bincang-bincang sama Pak Kapolres, malamnya bilang sudah ketangkap. Tapi saya masih belum percaya kalau belum mendengar kabar dari Pak Kapolres,” ujar Suryani. Suryani berharap pelaku dihukum seberat-beratnya. Bagaimanapun, putrinya yang calon dokter gigi itu, tidak akan kembali lagi. “Ya mudah-mudahan pelaku dihukum yang seberat-beratnyalah. Karena nyawa anak saya itu tidak tergantikan lagi. Pokoknya dihukum seberat-beratnyalah," kata Suryani menangis. Ia masih terpukul atas kepergian putrinya itu. Setiap hari ia terbayang wajah putrinya. Saat bertemu dengan Sudirman, Suryani tak bisa menahan emosinya. “Gini aja, kamu ditembak aja ya, gantiin anak saya. Nyawa anak saya itu tak tergantikan loh. Sudah mending ditembak aja deh,” ujar Suryani sambi menangis di depan Sudirman. Harry kemudian berusaha menenangkan Suryani. Kapolda Metro Jaya M.Iriawan hanya bisa terdiam menyaksikan luapan emosi Suryani. Sudirman yang wajahnya ditutup kain dan tangan diborgol, hanya bisa menunduk. Empat polisi bersiaga disamping Sudirman. Awalnya, Suryani menolak bertemu dengan Sudirman. Namun, beberapa saat kemudian, Suryani dan Feri pun akhirnya menemui pelaku. “Tadi ketemu untuk memastikan saja, apakah yang ditembak mati itu betul temannya atau bukan,” ujar Feri setelah berbicara dengan pelaku. Pertemuan Suryani dan Feri dengan pelaku ini dilihat oleh wartawan, setelah Kapolda mengizinkan para pewarta mengambil momen tersebut. Sementara kepada polisi Sudirman mengaku selama pelarian dia bersembunyi di kampung halamannya di Lampung Timur. “Di mana mereka bersembunyi? Di kebun-kebun di sekitar rumahnya. Selama ini ternyata bersembunyi di Lampung di kebun dan rumahnya," ujar M Iriawan. Sudirman menyerahkan diri ke kepala desa di kampung halamannya, pada Senin (10/7) malam, selang satu hari setelah rekannya Saiful ditembak mati tim yang dipimpin oleh AKBP Aris Supriyono (Kasubdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya) dan AKBP Antonius Agus (Kasubdit Ranmor Ditreskrimum Polda Metro Jaya), pada Minggu (9/7) siang. Kepala desa kemudian menghubungi aparat polisi di Lampung. Sudirman lalu dijemput tim dari Polda Metro Jaya di rumahnya. Sudirman akhirnya menyerahkan diri setelah polisi mengultimatum dirinya agar segera menyerah. Polisi menyatakan akan menindak tegas bila ultimatum tak digubris. Di sisi lain, orangtua Sudirman juga menganjurkannya untuk segera menyerahkan diri. “Keterangan keluarga, waktu makan pulang turun gunung, (orang tua menyampaikan ke Sudirman), 'kamu menyerahkan diri saja karena polisi sudah menungguimu',” tutur Iriawan menirukan ucapan orangtua Sudirman. Sudirman kini diperiksa intensif di Mapolda Metro Jaya dan dijerat dengan Pasal 338 KUHP tentang pembunuhan. Sudirman dan Saiful bukan sekali melakukan aksi pencurian sepeda motor. Polisi mencatat, keduanya telah melakukan aksi serupa sebanyak lima kali. “Sudah empat kali dan kelima mereka bersama-sama bergerilya di wilayah Tangerang. Kenapa Tangerang, karena kebetulan saja wilayah operasinya di sana," ujar Iriawan. Kedua pelaku merupakan spesialis pencurian motor. Sasarannya adalah motor-motor yang diparkir di jalan atau di parkiran. "Yang diincar adalah motor-motor yang diparkir di depan rumah dan di rumah dan dimungkinkan wilayah sepi. Kebetulan wilayah tersebut memang cukup sepi pada siang hari," lanjutnya. Iriawan mengatakan kedua pelaku melakukan survei terlebih dahulu sebelum melakukan aksinya. “Modusnya, dua pelaku tersebut melakukan pencurian kendaraan bermotor yang ada di perumahan-perumahan, di mana kebetulan ada sebuah motor yang jadi sasaran," terangnya. Rumah Italia di Jajan Gunung Raung, Karawaci, Kota Tangerang, pada 12 Juni 2017 itu menjadi sasarannya. Pelaku yang menggunakan motor Honda Beat--yang ternyata hasil curian--masuk ke rumah korban, berniat mencuri motor yang diparkir di garasi rumah. “Di sana pelaku sudah masuk ke rumah korban dan sudah memegang starter, motornya yang akan dibawa. Namun motornya terikat dengan rantai, sehingga tidak bisa dibawa," jelasnya. Aksi itu kemudian dipergoki oleh Ita. Kedua pelaku kemudian melarikan diri begitu Ita meneriakinya maling. Ita sempat masuk ke dalam rumah setelah pelaku mencoba melarikan diri. Namun kemudian Italia keluar lagi dengan membawa sapu untuk melawan kedua pelaku. Naas, Saiful, yang saat itu sudah siap tancap gas, mengeluarkan senjata api dan menembakkannya ke arah Italia. Setelah aksi penembakan, kedua pelaku melarikan diri ke arah Cikokol menggunakan sepeda motor. Sudirman diminta turun oleh Saiful karena tidak mengenakan helm. Kemudian dia naik angkot. Saat itu, Sudirman menjemput pacarnya dan mengajak pulang ke kampungnya di kawasan Labuhan Maringgai, Lampung Timur. Di kampung halamannya, Sudirman bersembunyi di ladang milik warga yang ditempuh sekitar satu jam berjalan kali dari rumah. Seminggu kemudian, Sudirman mengaku dihubungi Saiful dan diajak tinggal di sebuah kontrakan di Desa Lematang, Bandar Lampung. Namun saat lebaran tiba, Sudirman pulang ke rumahnya di Lampung Timur. Sementara Saiful memilih bertahan di kontrakan yang dia sewa di Bandar Lampung. “Karena Saiful tidak memberikan kabar, Sudirman kembali bersembunyi di ladang,” kata Iriawan. Dan di ladang tersebut Sudirman bersembunyi selama kurang lebih dua pekan. “Hingga akhirnya Sudirman mendapat kabar dari saudaranya bahwa Saiful sudah tertangkap dan tewas,” lanjut Iriawan. Mendengar kabar tersebut, Sudirman pun merasa takut. Akhirnya, Sudirman memilih menyerahkan diri ke polisi. “Karena saya udah capek diem di ladang, udah enggak tenang lagi. Rumah udah digerebek, ibu nyuruh saya menyerahkan diri,” ucap Sudirman. Di hadapan kedua orangtua Ita, Sudirman yang saat beraksi berperan sebagai joki berkali-kali meminta maaf dan mengaku mengaku siap mempertanggungjawabkan perbuatannya. Ia juga mengucapkan terima kasih kepada polisi karena tidak menembaknya saat menyerahkan diri. Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya Kombes Rudy Herianto Adi Nugroho mengatakan rekan Sudirman, yakni Saiful, pernah dua kali kabur. Sebelumnya, Saiful ditangkap atas kepemilikan senjata api rakitan di Pelabuhan Merak saat hendak menyeberang ke Lampung. “Dia ditangkap Polres Cilegon, kemudian dia izin minta kencing, lalu kabur. Setelah itu ditangkap lagi sama Polres Cilegon dan kemudian kasusnya diproses sampai maju ke sidang. Kemudian, setelah selesai sidang pada April 2017, dia kabur lagi dari PN Serang. Sampai kejadian kemarin itu, dia masih dalam pengejaran Polres Cilegon," jelasnya. Saiful ditembak mati di Lampung Selatan pada Minggu (9/7) siang lalu. Sementara itu, Sudirman menyerahkan diri ke polisi di Lampung Timur pada Senin (10/7) malam. Sudirman kini diperiksa intensif di Mapolda Metro Jaya. Dia dijerat dengan Pasal 338 KUHP tentang pembunuhan. (mg-01/bha)
“Kamu Ditembak Aja, Gantiin Anak Saya !”
Rabu 12-07-2017,10:10 WIB
Editor : Redaksi Tangeks
Kategori :