388 Tahun, Sejarah Baru Kabupaten Tangerang

Selasa 13-10-2020,03:07 WIB
Reporter : Redaksi Tangeks
Editor : Redaksi Tangeks

TIGARAKSA – Usia Kabupaten Tangerang lompat jauh. Tiba-tiba menjadi 388 tahun. Jika dihitung dari biasanya, harusnya tahun ini baru 77 tahun. Lompatan ini bukan tanpa sebab. Berdasarakan fakta sejarah, Kesultanan Banten melantik tiga maulana yang berpangkat Tumenggung pada 13 Oktober 1632. Mereka diminta mendirikan perkampungan di perbatasan Batavia (sekarang Tangerang). Hal ini bertujuan menghadapi agresi militer Belanda. Prosesi pengangkatan sumpah dilakukan di Kadu Agung, Kecamatan Tigaraksa yang sekarang menjadi pusat Pemerintahan Kabupaten Tangerang. Histori ini dijadikan pemerintah untuk mengubah hari kelahiran Kabupaten Tangerang yang biasanya diperingati tiap 27 Desember menjadi 13 Oktober. Dengan ditetapkannya 13 Oktober sebagai hari jadi menjadi tonggak sejarah baru Kabupten Tangerang. Dikutip dari website resmi Pemkab Tangerang, ketiga Tumenggung itu adalah, Aria Yudhanegara, Aria Wangsakara, dan Aria Jaya Santika. Mereka segera membangun basis pertahanan dan pemerintahan di wilayah yang kini dikenal sebagai Tigaraksa. Nama Tigaraksa itu sendiri berarti Tiang Tiga atau Tilu Tanglu. Sebuah pemberian nama sebagai wujud penghormatan kepada tiga Tumenggung. Seorang putra Sultan Ageng Tirtayasa dari Kesultanan Banten membangun tugu prasasti di bagian Barat Sungai Cisadane. Saat ini diyakini berada di Kampung Gerendeng. Waktu itu, tugu yang dibangun Pangeran Soegri dinamakan sebagai Tangerang, yang dalam bahasa Sunda berarti tanda. Prasasti yang tertera di tugu tersebut ditulis dalam huruf Arab gundul berbahasa Jawa kuno. Sekretaris Daerah Kabupaten Tangerang Moch. Maesyal Rasyied mengatakan, perubahan hari jadi sudah dilakukan pembahasan. Baik dengan saksi atau pelaku maupun ahli sejarah serta dilihat dari beberapa catatan dokumen yang berhasil dikumpulkan. “Ini merupakan hari jadi pertama yang dilaksanakan paripurnanya di tahun ini. Sebelumnya pelaksanaan hari jadi pada 27 Desember kini di 13 Oktober," kata Sekda kepada Tangerang Ekspres, Senin (12/10). Maesyal menegaskan, pada peringatan hari jadi tidak ada kegiatan pendukung. Tidak ada hiburan. Tidak ada perlombaan olahraga. Ia menjelaskan, pelaksanaan paripurna juga mengacu pada protokol penanganan kesehatan Covid-19. “Juga kita sedang masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Jadi tidak ada kegiatan lain hanya paripurna saja. Kita menyesuaikan situasi dan kondisi berkembang saat ini. Jumlah peserta yang ikut paripurna terbatas. Pejabat lainnya mengikuti secara virtual,” jelasnya. Ia berharap usia 388 tahun jadi momentum untuk meningkatkan pelayanan publik dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat dari segala aspek. "Setelah pandemi virus corona dapat teratasi, perencanaan pembangunan yang sudah terencana akan segera kita tindaklanjuti,” pungkasnya. (sep)

Tags :
Kategori :

Terkait