JAKARTA -- Pemerintah Indonesia bersepakat untuk mempererat kerja sama dengan Singapura dalam bidang kesehatan. Salah satunya kerja sama dalam upaya mengatasi ancaman virus Corona yang saat ini dihadapi negara-negara di dunia. Kesepakatan itu yang dibahas saat Wakil Presiden Maruf Amin menerima Kunjungan Kehormatan Presiden Republik Singapura, H.E. Madam Halimah Yacob di Hotel Shangrila Jakarta, Selasa(4/2). "Hari ini kita sedang menghadapi virus Corona, itu sudah jadi ancaman global, juga dihadapi oleh Singapura, karena itu Singapura juga sepakat bahwa kita bersama-sama gimana menanggulangi virus corona supaya tidak jadi ancaman global," ujar Ma'ruf usai pertemuan. Apalagi, Pemerintah Singapura telah mengonfimasi ada 18 warganya yang terjangkit virus Corona. Sementara Indonesia, beberapa waktu lalu Indonesia sudah melakukan evakusi 238 warga negara Indonesia dari Provinsi Hubei dan saat ini sedang menjalani masa observasi selama 14 hari. Namun, Ma'ruf belum dapat memastikan detil bentuk kerja sama dalam menangani virus Corona tersebut. "Nanti kita akan tindaklanjuti bentuk-bentuk kerjasamanya yang lebih detil seperti apa. Pasti tenaga (medis), hasil-hasil observasi yang dilakukan Singapura," ujar Ma'ruf. Sebab saat ini, belum ditemukan vaksin yang bisa menangkal virus tersebut. "Ya penting kan sekarang belum ada vaksin yang bisa menangkal virus itu. Mungkin kerja sama untuk kita bisa mencari, menemukan vaksin penangkalnya," ujar Ma'ruf. Selain itu, Indonesia-Singapura juga bersepakat untuk mengantisipasi ancaman virus-virus lain. "Ya mungkin kita antisipasi kemungkinan virus lain yang kita hadapi dalam menghadapi menjaga dan mengawal kesehatan masyarakat, itu antara lain yang tadi dibicarakan," ujarnya. Sementara itu Kementerian Kesehatan Singapura melaporkan ada enam kasus baru virus corona, Selasa (4/2). Dengan penambahan tersebut, saat ini Singapura menangani 24 pasien virus corona. Menurut Kementerian Kesehatan Singapura, empat dari enam kasus baru tersebut berkaitan dengan sebuah toko produk kesehatan yang terutama melayani turis China. Pada hari yang sama, Thailand juga melaporkan enam kasus baru virus corona di negaranya. Dari enam kasus tersebut, empat di antaranya menginfeksi warga Thailand. Sementara dua lainnya adalah warga China. Saat ini, Thailand menangani 25 kasus virus corona. Sebelumnya dalam rapat terbatas di Istana Bogor diputuskan, pemerintah menyetop impor hewan hidup dari Cina, menyusul peningkatan antisipasi terhadap penyebaran virus korona (2019-nCoV) di Indonesia. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan, pemerintah mempertimbangkan rekomendasi dari Kementerian Kesehatan bahwa virus korona bertransmisi secara manusia ke manusia dan hewan liar ke manusia. Berdasar temuan itulah maka impor hewan hidup, terutama hewan-hewan liar seperti ular, kura-kura, hingga bangsa reptilia, dihentikan. "Kalau ada yang sekarang dikirim ke Indonesia akan kita kembalikan," jelas Airlangga usai rapat terbatas di Istana Bogor, Selasa (4/2). Sementara untuk komoditas impor lainnya, seperti barang mati, makanan, dan produk hortikultura seperti bawang putih dan buah-buahan tetap diberi izin impor. Masih terbukanya keran impor bagi produk-produk tersebut karena diyakini virus korona tidak menular melalui komoditas non-hewan hidup. Airlangga menambahkan, pemerintah juga terus memantau dampak perekonomian yang dihadapi Indonesia pasca merebaknya virus korona di sejumlah negara ini. Pasalnya, sejumlah negara menutup pintu gerbang keluar-masuk dari dan menuju China. Kondisi ini otomatis menekan perekonomian China yang menjadi mitra dagang utama Indonesia.
RI-Singapura Sepakat Tangani Corona, Pemerintah Setop Impor Hewan Hidup dari Cina
Rabu 05-02-2020,03:09 WIB
Editor : Redaksi Tangeks
Kategori :