SANGATTA – Fenomena munculnya “raja-raja” baru mulai menyebar. Membuka cabang di daerah, termasuk di Kutai Timur (Kutim), Kalimantan Timur (Kaltim). Masyarakat diminta lebih waspada. Setelah heboh kemunculan King of The King di Kota Tangerang, beberapa hari lalu, ternyata sudah sampai ke Sangatta, Kutim. Terbukti dari spanduk yang terpasang di beberapa tempat. Pesan yang tertulis pada spaduk tersebut, berisi penyambutan sang “raja” di Kutai Timur. Spanduk yang terpajang di jembatan penghubung antara Sangatta Selatan-Sangatta Utara, tepatnya di sekitar Kampung Kajang itu menjadi pusat perhatian masyarakat yang melintas. Menurut informasi lain, spanduk serupa juga sempat terpasang di Simpang Tiga Jalan Swarga (depan kantor Telkom). Karena dianggap meresahkan, polisi langsung bergerak menurunkan spanduk-spanduk itu. Bahkan, tiga petinggi King of The King kini tengah diperiksa di Mapolres Kutim, Rabu (29/1). Masing-masing BU sebagai ketua Indonesia Mercusuar Dunia (IMD), Z sebagai koordinator wilayah Kaltim, dan A selaku koordinator wilayah Kutim. "Ini masih pemeriksaan, saat ini kasusnya masih kami dalami," terang Kapolres Kutim AKBP Indras Budi Purnomo didampingi Kasatreskrim Polres Kutim AKP Ferry Putra Samodra. Pihaknya telah mengumpulkan seluruh dokumen. Sejauh ini masih dianggap sebagai saksi. Jika nanti ada indikasi penipuan, baru kepolisian menindak secara hukum. "Saya sampaikan pada masyarakat Kutim agar tidak memercayai adanya King of The King. Ini saya sampaikan, bahwa informasi yang beredar itu tidak benar," paparnya. Kapolres menegaskan, masyarakat jangan mudah percaya dengan isu yang merebak. “Mereka sudah menyebar dan mulai punya pengikut sebanyak 40 orang, yang berdomisili di Samarinda, Berau hingga Sangatta Utara," kata Indras. Dijelaskan, syarat untuk menjadi pengikut harus menyetor uang sebesar Rp 1,75 juta. Kemudian diiming-imingi akan kembali modal dengan mendapat sekira Rp 3 miliar pada Maret mendatang. "Dari keterangan awal, sudah dari enam bulan lalu. Tapi baru tercium karena penyebaran spanduk itu di lima titik di Sangatta," jelasnya. Salah satu warga Sangatta Selatan, Muzhaf (23) menyebutkan, spanduk itu tiba-tiba saja ada. Dia tidak mengetahui siapa yang memasang. Menurutnya, hal ini sangat meresahkan, sebab polemik kemunculan kerajaan baru tanpa asal-usul dianggap membahayakan. "Saya terkejutlah. Bisa-bisanya hal seperti ini sampai menyeberang pulau. Parahnya, kok ada orang di Kutim menjadi koordinator, bahkan ketuanya," terang dia. “Bagi saya. Apa yang disampaikan King of The King bisa bayar utang negara, sangat tak masuk akal. Jadi ini cuma lucu-lucuan saja,” sambungnya. Kapolres Metro Tangerang Kota Kombes Sugeng Haryanto menegaskan telah memeriksa perwakilan King of The King Tangerang, Prapto. Pria yang tinggal di Kelurahan Cipondoh Makmur, Kecamatan Cipondoh, Kota Tangerang, menurut Sugeng, hanya disuruh memasang spanduk oleh seseorang. "Dia dijanjikan kalau uang cair, akan diberi Rp 1 hingga Rp 3 miliar. Saya imbau masyarakat jangan percaya dengan hal-hal seperti itu," ujarnya. Pentolan King of The King Banten ternyata pernah bersurat ke Pemkab Tangerang. Namun, surat itu bukan berisi izin memasang spanduk atau operasional. Melainkan, izin untuk bertemu dengan Bupati. Surat yang dikirim ke Pemkab Tangerang mengatas namakan Lembaga Indonesia Mercusuar Hasanudin Banten. Organisasi ini diduga terafiliasi dengan King of The King. Data yang diperoleh Tangerang Ekspres, surat dari organisasi ini masuk ke Pemkab Tangerang pada 25 September 2019. Dalam surat tersebut dinyatakan, organisasi mengirim utusan untuk bertemu dengan Bupati Tangerang A. Zaki Iskandar dengan tujuan ingin memberikan bantuan untuk kemajuan Kabupaten Tangerang. Kepala Kantor Kesatuan Bangsa Politik (Kesbangpol) Kabupaten Tangerang, Ahmad Hidayat mengatakan, surat tersebut benar masuk ke Pemkab Tangerang. "Dalam surat itu, mereka ingin bertemu Pak Bupati. Tapi kan, semua orang ingin bertemu Pak Bupati. Surat itu didisposisikan kepada kami untuk meneliti lebih jauh. Kita belum mengetahui jumlah anggota dan jangkauan wilayah organisasi ini," jelasnya kepada Tangerang Ekspres, Rabu (29/1). Hingga hari ini, mereka belum bisa bertemu dengan Bupati. Informasi yang dikumpulkan Tangerang Ekspres, ada tiga utusan ingin bertemu Bupati Tangerang. Ketiganya adalah, Dony Pedro sebagai Presiden Bank UBS, beralamat di Kecamatan Cibeunying, Kota Bandung. Kemudian, Syrus Manggu Nata selaku Ketua Lembaga Indonesia Mercusuar Hasanudin Banten, beralamat di Perum Dasana Indah, Kelurahan Bojong Nangka, Kecamatan Kelapa Dua. Dan, Sujamlan selaku Sekretaris Lembaga Indonesia Mercusuar Hasanudin Banten, beralamat di Perum Dasana Indah, Kecamatan Kelapa Dua, Kabupaten Tangerang. "Iya betul (alamatnya, red) di Kecamatan Kelapa Dua. Saya juga bertemu dengan petingginya. Ini organisasi yang masih ada hubungan dengan King Of The King di Kota Tangerang. Kalau di Kabupaten Tangerang itu masuknya distrik atau seperti bagian. Ini akan menjadi objek penelitian kita," ujar Ahmad Hidayat. Sementara, Kapolsek Kelapa Dua, AKP Supriyanto mengatakan, masih melalukan penyelidikan adanya organisasi kerajaan King Of The King di Perum Dasana Indah. "Nanti kita akan kabari ketika sudah lengkap laporannya," ujarnya kepada Tangerang Ekspres. (jpg/mg-10)
King of The King Masuk Kaltim, Diklaim Punya 40 Pengikut, 3 Orang Diperiksa Polisi
Kamis 30-01-2020,07:53 WIB
Editor : Redaksi Tangeks
Kategori :