Pemerintah Siapkan Opsi Evakuasi Virus Corona, TNI AU Siapkan 2 Boeing dan Satu Hercules

Kamis 30-01-2020,03:37 WIB
Reporter : Redaksi Tangeks
Editor : Redaksi Tangeks

CIMAHI -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan pemerintah sedang menjajaki upaya evakuasi terhadap warga negara Indonesia (WNI) yang masih bertahan di Kota Wuhan, China. Hanya, pemerintah belum bisa melakukan evakuasi lantaran pemerintah setempat masih menutup 15 kota dengan indikasi penderita virus corona baru (2019-nCov) terbanyak. Jokowi mengatakan, Pemerintah Indonesia juga tak bisa sembarangan mengeluarkan orang dari dari dalam kota-kota tersebut. "Berkaitan dengan evakuasi WNI kita yang ada di Wuhan dan 15 kota lain, yang di-locked, tentu saja pemerintah memiliki opsi untuk evakuasi. Tetapi sekali lagi, kota-kota itu masih dikunci," ujar Jokowi usai meninjau Puskesmas Cimahi Selatan, Cimahi, Jawa Barat, Rabu (29/1). Meski langkah evakuasi urung dilakukan, presiden menjamin komunikasi dengan seluruh WNI yang masih bertahan di kota-kota terisolasi tetap berjalan baik. Presiden memastikan KBRI di China terus memantau kondisi WNI di sana, termasuk mendata kebutuhan logistik. "Paling penting komunikasi antara KBRI dengan mahasiswa dan masyarakat yang ada di sana selalu terjalin dengan baik. Nanti dalam 4-5 hari urusan logistik yang akan dicarikan solusi," ujar presiden. Terkait persiapan opsi evakuasi, TNI Angkatan Udara menyiagakan tiga pesawat untuk membantu proses evakuasi WNI terkait penyebaran wabah virus corona di Wuhan, provinsi Hubei, China. Tiga pesawat itu, yakni dua unit Boeing 737 dan satu unit C130 Hercules. "Kami sudah siapkan pesawat Boeing 737 dan C130 Hercules. Hal ini berdasarkan hasil rapat dua hari lalu bersama Kemenko Polhukam, Kemenkes dan Kemenlu," kata Kepala Dinas Penerangan TNI AU (Kadispenau) Marsekal Pertama Fajar Adriyanto kepada wartawan, di Jakarta, Rabu (29/1). Selain menyiagakan tiga unit pesawat, TNI AU juga menyiapkan personel dari batalion kesehatan. Namun demikian, lanjut Fajar, pihaknya masih menanti instruksi dari Kemenlu karena sejauh ini Pemerintah China melarang transportasi dari dan ke luar wilayah Wuhan. "Nunggu dari Kemenlu bisa tembus enggak ke pemerintah sana agar kita bisa berangkat atau tidak, yang jelas TNI AU siap 24 jam," kata Fajar. Terkait jumlah WNI yang akan dievakuasi, Kadispenau belum bisa memastikannya, namun estimasi sekali penjemputan bisa membawa sekitar 100 hingga 200 WNI. Tenaga medis dari TNI AU yang akan ditugaskan untuk menjemput WNI di China ini pun telah siap diberangkatkan, namun tidak diperinci berapa banyak petugas yang akan dikerahkan. Fajar memastikan semua anggota yang akan berangkat telah dibekali dengan berbagai peralatan medis hingga dipantau aktivitas kesehatannya mulai saat ini. "Semua itu sudah menyiapkan antipenularan untuk kru yang menjemput. Itu mungkin dengan masker dan segala macam, kemudian makanannya juga harus dikontrol dan juga begitu kembali nanti akan dikarantina dulu. Jadi tidak langsung turun langsung bebas, dikarantina dulu. Yang kita siapkan itu, briefingnya demikian," ujar Fajar. Hingga saat ini terdapat 243 WNI berada di Provinsi Hubei, China, dan 100 di antaranya berada di Kota Wuhan. Sementara itu, Kepala Pusat Kesehatan (Kapuskes) TNI Bambang Dwi Hasto menyebut seluruh rumah sakit dan seluruh Batalyon Kesehatan TNI telah disiagakan untuk menghadapi wabah virus N-cov atau virus corona yang telah menewaskan hingga 132 orang. Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto pun kata Bambang secara langsung telah mengeluarkan perintah agar seluruh anggota TNI menyiapkan jajaran kesehatan dan bersiap siaga untuk menangani virus corona. "Ini sesuai Inpres nomor 4 tahun 2019 tentang Bio Security. Seluruh rumah sakit dan seluruh batalyon kesehatan TNI disiagakan," kata Bambang. Wabah virus corona di China hingga Rabu pagi telah mengakibatkan 132 orang tewas, dan 103 lainnya diizinkan meninggalkan rumah sakit. Data pemerintah setempat menyebutkan terdapat 5.997 orang di China yang dinyatakan positif 2019-nCoV, termasuk delapan orang di Hong Kong, tujuh di Makau, dan delapan di Taiwan. Selain itu, 9.239 orang dinyatakan sebagai terduga terinfeksi 2019-nCoV. Satu kasus baru ditemukan di Daerah Otonomi Tibet di wilayah barat daya China.(rep/bis)

Tags :
Kategori :

Terkait