Ijazah Rusak Bakal Diganti, Asal Siswa Lapor ke Sekolah

Selasa 07-01-2020,04:58 WIB
Reporter : Redaksi Tangeks
Editor : Redaksi Tangeks

SERPONG UTARA-Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tangsel mengunjungi sekolah yang terkena dampak banjir. dalam kunjungan tersebut Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan ingin memastikan bahwa proses belajar mengajar di hari pertama masuk sekolah tidak bermasalah. Kepala Dindikbud Kota Tangerang Selatan, Taryono menjelaskan jika dirinya sudah melakukan koordinasi dengan seluruh sekolah yang ada di Kota Tangsel dalam beraktivitas di hari pertama semester genap. Dia juga melakukan pendataan siapa saja siswa yang menjadi korban banjir di Kota Tangsel. Taryono menambahkan, jika musibah banjir ini juga menimbulkan banyak kerugian. Terutama bagi alumni sekolah. Dimana ijazahnya mungkin terendam banjir dan mengalami kerusakan, sehingga dirinya memberikan solusi agar korban banjir bisa segera melaporkan kerusakan atau kehilangan ijazah tersebut. ”Jadi korban terdampak, bisa melaporkan dulu kepada pihak sekolah. Untuk nantinya ditindaklanjuti oleh dinas dan dikeluarkan ijazah baru yang sesuai dengan tahun kelulusan,” ujar Taryono saat melakukan peninjauan hari pertama semester genap di SMPN 22 Tangsel. Lanjutnya, jika pada tahun ini ada beberapa sekolah yang akan direnovasi. Salah satunya adalah SMPN 22 Kota Tangsel. Dimana pembangunannya akan dimasukkan ke dalam tiga tahap. ”Nantinya sekolah ini akan memiliki desain yang luar biasa. Karena perlu disesuaikan oleh lokasinya yang memang dengan berdiri di sekitar kali Angke. Sehingga perlu adanya desain yang nantinya tidak merusak arus air dan muatan air dari kali Angke,” katanya. Sekarang, langkah pertama yang dilakukan Dindikud memulai semester baru adalah melakukan pendataan siswa yang terdampak banjir. Agar bisa dibantu akomodasi dan kebutuhan belajar mengajarnya. “Kita akan bekerjasama dengan CSR Swasta maupun forum CSR untuk membantu anak-anak maupun guru yang menjadi korban banjir,” singkatnya. Kepala Sekolah SMPN 22 Kota Tangsel Yantho mengatakan, kegiatan belajar mengajar (KBM) sudah berjalan kondusif. Sebelumnya, sejak selama lima hari pihaknya bekerjasama dengan seluruh stakeholder untuk membersihkan sekolah. “Kalau posisi di sekolah itu banjir 1,5 meter. Setelah kita masuk ke kelas, ternyata kurang lebih 90 meter sampai satu meter. Tanggal 1 sampai 5 kita bersih-bersih. Sebelumnya lumpur masuk ke sekolah, ke ruang kelas dan masuk ke lab,” katanya. Menurut Yantho, akibat banjir tersebut masalah jaringan Local Area Network (LAN) rusak karena terendam banjir. Padahal, pihaknya tengah mempersiapkan UNBK yang akab berlangsung pada 22 April nanti. “LAN yang sudah kita buat di dua lab sekarang sudah rusak semua. Padahal di Febuari kita sudah mulai simulasi UNBK,” ungkapnya. Karena itu, dia berharap Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait untuk membantu kerusakan yang terjadi akibat banjir pada 1 januari lalu. Sehingga para siswanya bisa menjalankan UNBK dengan baik. “Sekarang sedang mendata kerusakannya,” tambahnya. Yantho menambahkan, banjir yang terjadi di SMPN 22 Kota Tangsel kali ini bukanlah yang pertama. Pada 2017 lalu pun SMPN 22 Kota Tangsel sempat mengalami banjir. Hanya saja tidak separah tahun ini. Yantho pun berharap, pemerintah setempat maupun pusat dapat membantu mencarikan solusi terkait banjir yang dialami oleh sekolah yang dipimpinnya itu. “Pemerintah maupun OPD terkait  ke depan ada solusi. Minimal meminimalisir banjir berukutnya. Apakah akan ada sistem tanggul yang melingkup badan sekolah sehingga air tidak meresap begitu besar, seperti  yang terjadi pada 1 Januari lalu,” imbuhnya. (mol/esa)

Tags :
Kategori :

Terkait