Myanmar bakal menjadi lawan yang menyulitkan bagi timnas Indonesia U-23 sore nanti. Itu jika mengacu pada catatan pertemuan di arena SEA Games. Dari tujuh kali bentrok di ajang multieven negara Asia Tenggara itu, timnas hanya membukukan dua kemenangan. Sebaliknya, Myanmar sudah mencatat tiga kali kemenangan. Ancaman lainnya adalah soal kebugaran. Myanmar memiliki masa recovery yang lebih panjang ketimbang timnas. Tim asuhan Velizar Popov itu, terakhir kali bermain pada Senin lalu (2/12). Yakni, saat mereka melakoni laga terakhir grup A. Bandingkan dengan Indonesia yang baru Kamis lalu (5/12) bermain habis-habisan untuk memperebutkan tiket lolos semifinal. Performa timnas kala masuk fase semifinal juga tak terlalu gemerlap. Sejak 1977, Indonesia tercatat 16 kali menembus semifinal. Namun, timnas hanya enam kali mencapai babak final. Dua di antaranya berakhir dengan raihan medali emas. Yakni pada edisi 1987 dan 1991. Namun, Indra Sjafri tak mau terbebani catatan masa lalu. “Biarkan masa lalu menjadi masa lalu. Saya harus melihat ke depan dan harus optimistis,” terangnya dalam konferensi pers jelang semifinal kemarin (6/12). Indra juga tak peduli dengan catatan pertemuan melawan Myanmar. Faktanya, dua tahun lalu atau pada pertemuan terakhir di arena SEA Games, Garuda Muda-julukan timnas U-23 berhasil mengatasi Myanmar. Pertemuan itu terjadi pada laga perebutan medali perunggu. Memang, situasinya sekarang jauh berbeda. Saat ini, Indra menangani timnas U-23. Sementara itu, Myanmar ditangani pelatih asal Bulgaria, Velizar Popov. “Banyak informasi yang kami dapatkan, dari video, dan pertandingan yang pernah kami lakoni,” ujarnya. Indra menyebutkan, motivasi para pemainnya meningkat. Selain itu, mengacu program latihan, mantan pelatih Bali United itu melihat progres pemainnya menuju peak performance. Kabar baiknya, 20 pemain Garuda Muda dalam kondisi siap tempur. M. Rafli dan Firza Andika yang sebelumnya mengalami masalah engkel, sudah terlihat berlatih bersama. Osvaldo Haay juga kembali mendapatkan treatment bersama fisioterapis Timnas Asep Azis. Dia masih mengeluh nyeri di paha kirinya. Di sisi lain, Velizar Popov menyatakan timnya berhasil membalik semua dugaan pengamat. Timnya memang tidak dijagokan lolos ke semifinal dari grup A. “Tetapi pemain saya layak bermain di semifinal. Target kami di empat besar,” terangnya. Misi Myanmar sudah terpenuhi. Popov selanjutnya berharap para pemainnya tampil lebih lepas ketika menghadapi Indonesia. Popov pun sadar mengalahkan Indonesia merupakan misi yang sulit. “Mereka adalah pasukan yang paling cepat dan taktis di turnamen. Jadi tentu saja mereka sangat berbahaya bagi kami,” ujar pelatih 43 tahun itu.(nap/bas)
Myanmar vs Indonesia, Melawan Ancaman Kelelahan
Sabtu 07-12-2019,04:24 WIB
Editor : Redaksi Tangeks
Kategori :