Perikanan Jadi Potensi Desa Ketapang

Jumat 15-11-2019,05:05 WIB
Reporter : Redaksi Tangeks
Editor : Redaksi Tangeks

MAUK -- Sektor laut dan perikanan merupakan salah satu sumber penghasilan warga Desa Ketapang, Kecamatan Mauk. Sebab di sebelah utara, geografis desa ini berbatasan dengan Laut Jawa. Nyaris setengah luas desa ini berupa lahan tambak ataupun empang. Dengan demikian selain profesi nelayan, banyak warga berprofesi sebagai penambak di Desa Ketapang. Salah satunya adalah Aswi. Ia bekerja sebagai penambak di Kampung Pelelangan RT 10/04. Aswi dan penambak yang lain menerima upah dengan sistem persentase dari pemilik tambak ikan bandeng. Aswi mengaku dirinya menerima persentase penghasilan sebesar 20 persen dari hasil penjualan ikan bandeng. Ikan hasil panen dijual bosnya ke tempat pelelangan ikan (TPI) di Kecamatan Mauk, Kronjo, Pakuhaji dan Teluknaga. “Sekali panen ikan bandeng, bisa mencapai 1 ton. Ikan dijual dengan harga Rp18 ribu sampai Rp22 ribu,” ucapnya, kepada Tangerang Ekspres, kemarin. Aswi mangatakan, dipercaya mengelola tanah seluas enam hektar milik bosnya menjadi tambak ikan. Dari tanah seluas itu kata Aswi, terdapat tujuh tambak ikan bandeng. “Dua kolam kusus untuk memelihara ikan bandeng. Dan, lima kolam untuk membudidaya rumput laut, sekaligus memelihara ikan bandeng,” jelasnya. “Dari rumput laut, saya dapat Rp100 per kilogram. Dalam 20 hari rumput laut bisa dipanen mencapai 1,8 ton,” tambahnya. Aswi memaparkan, tiga ratus bibit ikan bandeng berusia sekitar 10 hari ditempatkan ke satu kolam. Bibit ikan bandeng dibeli dari wilayah Desa Tanjung Pasir, kecamatan Teluknaga. Kemudian, bandeng dipelihara hingga berusia empat bulan. Aswi mengatakan, memelihara ikan bandeng tidak sulit. Menurutnya, cukup memberikan pakan berupa pur tiap hari, pada waktu pagi dan sore. “Dan pemberian obat. Serta menjaga kolam dari hama-hama,” menurutnya. Sementara itu, Ahmad Nasuhi, Kepala Desa Ketapang mengatakan, desanya memiliki luas seluas 459 hektar. Menurutnya, nyaris setengah luas lahan berupa empang ataupun tambak. Dengan demikian, banyak warganya yang berprofesi sebagai penambak. “Tapi selain itu, Lebih banyak lagi sebagai nelayan. Di luar pekerjaan sektor laut dan perikanan, ada juga sebagai petani, peternak, pedagang, pengrajin, penjahit, montir, sopir, buruh harian lepas, karyawan swasta, guru, wiraswasta, TNI, Polisi,” pungkasnya. (zky/mas)

Tags :
Kategori :

Terkait