Warga Balaraja Keluhkan Sumur Kering

Jumat 25-10-2019,06:52 WIB
Reporter : Redaksi Tangeks
Editor : Redaksi Tangeks

BALARAJA – Sejumlah masyarakat yang tersebar di Kecamatan Balaraja, Kabupaten Tangerang, sejak satu bulan terakhir mengeluh keringnya sumur sebagai sumber air di rumah mereka. Akibatnya, masyarakat di wilayah ini terpaksa mengambil air ke desa-desa terdekat untuk memenuhi kebutuhan air sehari-hari. Bagi yang memiliki penghasilan lebih, mereka membeli air galon isi ulang. Meski biaya yang dikeluarkan cukup banyak. "Air sumur di rumah tidak bisa lagi kami ambil untuk dikonsumsi, karena sudah mengering," kata Sutirat, warga Desa Saga, Kecamatan Balaraja, Kabupaten Tangerang, sambil menunjukan sumur bor milikinya, Kamis (24/10). Menurutnya, penyebab keringnya sumur warga di daerah itu akibat musim kemarau yang melanda kawasan ini sejak satu bulan terakhir sehingga sumber air di rumah warga ikut terdampak. Agar bisa mendapatkan air untuk kebutuhan mandi, mencuci pakaian, serta kebutuhan air minum, ia maupun warga terpaksa membeli setiap harinya, karena tidak ada sumber air lainnya yang bisa digunakan untuk kebutuhan rumah tangga. Hal senada juga disampaikan Elvina, warga Desa Tobat, Kecamatan Balaraja. Kondisi keringnya air sumur miliknya tersebut turut dirasakan dampaknya sampai saat ini. "Agar bisa mendapatkan air, kami terpaksa membeli air untuk kebutuhan sehari-hari," katanya. Masyarakat di daerah ini berharap pemerintah daerah melalui pihak terkait segera mengambil tindakan agar persoalan keringnya sumur di rumah warga bisa segera teratasi dan mendapatkan solusi terbaik. Sementara itu, Kepala Bidang (Kabid) Logistik dan Kedaruratan Badan Penanggulang Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tangerang, Kosrudin mengakui, musim kemarau membuat sumur di wilayah Kabupaten Tangerang mengalami kekeringan. Dari data yang dimiliki, meski pertengahan November wilayah Kabupaten Tangerang akan mulai diguyur hujan. Namun pihaknya masih tetap akan siaga dalam penyaluran bantuan air ke warga yang membutuhkan. Kata Kosrudin, dampak wilayah kekeringan yang paling parah meliputi Kecamatan Legok dan Curug serta Kecamatan Tigaraksa. Sedangkan untuk beberapa kecamatan lainnya, meski mengalami kekeringan namun tidak separah tiga kecamatan tersebut. “Kita terus melakukan pengiriman air bersih kepada warga. Jika sumur warga kering dan membuthkan air bersih, maka warga boleh meminta bantuan kepada pihak kami dengan melayangkan surat permohonan,” tegas Kosrudin, yang juga Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Tangerang. (mas)

Tags :
Kategori :

Terkait