November Pulau Jawa Diguyur Hujan, Musim Hujan Mundur Sebulan

Jumat 04-10-2019,04:20 WIB
Reporter : Redaksi Tangeks
Editor : Redaksi Tangeks

KOTA TANGSEL-Oktober ini, hampir seluruh pulau Jawa masih kering. Hal ini, merujuk pada prakiraan hujan bulanan yang dikeluarkan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Akibat kemarau yang lebih panjang dari biasanya, hujan mengguyur diperkirakan mulai November depan. Perkembangan iklim tersebut disampaikan langsung oleh Kepala BMKG Dwikorita Karnawati. "Bahwa musim kemarau saat ini merupakan musim kemarau yang lebih panjang," katanya usai menjadi pembicara seminar nasional Matematika, Sains, dan Teknologi di kampus Universitas Terbuka, Kota Tangsel kemarin (3/10). Dia mengatakan musim kemarau tahun ini lebih panjang antara sepuluh hari sampai 30 hari. Dalam catatan BNPB, kekeringan yang diakibatkan oleh musim kemarau 11 provinsi, 115 kabupaten/kota, 887 provinsi, serta 3.115 desa/kelurahan. Diantara jumlah tersebut, 31 kabupaten/kota telah menyatakan siaga darurat sementara 4 lainnya telah masuk dalam fase tanggap darurat. Akibat musim kemarau yang lebih panjang itu, musim hujannya menjadi turun. Biasanya pada September hujan sudah mulai mengguyur. Namun untuk tahun ini, khususnya di Pulau Jawa dan daerah lain di selatan garis khatulistiwa, hujan mulai mengguyur antara akhir Oktober sampai awal November. Sementara itu untuk wilayah yang ada di Utara khatulistiwa, lebih dahulu memasuki musim hujan. Seperti di Aceh, Kalimantan bagian Utara, serta Sulawesi Utara. Dwikorita mengatakan setidaknya ada tiga faktor yang menyebabkan musim kemarau tahun ini lebih panjang. Sehingga sempat terjadi kasus kekeringan di sejumlah daerah. Mantan rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) Jogjakarta itu menuturkan panjangnya musim kemarau tahun ini tidak dipicu El Nino. Dwikorita mengatakan El Nino tahun ini masuk kategori lemah. "Agustus itu sudah habis (efek, Red) El Nino-nya," katanya. Dwikorita menuturkan kondisi cuaca kering di Indonesia dipicu menurunnya suhu perairan di samudra Hindia sebelah timur atau sebelah barat pantai barat pulau Sumatera. Penurunan suhu air laut juga terjadi sampai perairan sisi timur pantai Afrika. Suhu rata-rata lautan adalah 26-27 derajat Celcius. Akibat adanya penurunan suhu muka air laut itu, proses penguapan yang kemudian menjadi awan menurun. Ketika dilihat dari pantauan satelit pada Juli lalu, langit di wilayah Indonesia bersih. "Langitnya bersih. Hampir tidak terlihat ada awan," jelasnya. Menurut Dwikorita turunnya suhu air laut di Samudera Hindia juga diikuti perairan di dalam kepulauan Indonesia. Kondisi ini juga memperkicil peluang terbentuknya awan di wilayah Indonesia. Faktor berikutnya adalah angin kering dari wilayah Australia. Dwikorita mengatakan angin berhembus dari selatan menuju utara. Ketika kondisi langit Indonesia minim awan, angin yang berhembus dari arah selatan bersifat kering. Maka memperparah kondisi kering atau hari tanpa hujan di Indonesia. Dwikorita mengatakan BMKG memiliki tugas untuk memberikan informasi prakiraan cuaca. Termasuk adanya musim kemarau yang lebih panjang sampai satu bulan dari biasanya, juga sudah disampaikan sebelumnya. Sehingga bisa menjadi perhatian bagi seluruh pihak terkait. Termasuk untuk masyarakat sendiri. Dari peta prakiraan curah hujan BMKG, pada Oktober ini seluruh pulau Jawa masih masuk kategori bercurah hujan rendah. Khususnya di seluruh Jawa Timur dan bagian utara Jawa Tengah. Kemudian pada November seluruh daerah di pulau Jawa masuk kategori bercurah hujan sedang. Berikutnya pada bulan Desember curah hujan semakin tinggi. Diantaranya di Jawa Timur bagian tengah. Lalu juga di Jawa Barat bagian tengah hingga ke selatan. Sedangkan untuk wilayah Jawa Tengah secara keseluruhan masuk kategori curah hujan sedang. Plh. Kapusdartin dan Humas BNPB Agus Wibowo mengungkapkan, upaya yang dilakukan sementara oleh pemerintah adalah dropping air bersih dengan truk tanki ke daerah-daerah yang mengalami kekeringan. "Kami tingkatkan jumlah tangki air, menambah hidran umum, serta membangun sumur-sumur bor," katanya.(wan/tau)

Tags :
Kategori :

Terkait