Rp 7 M untuk Penataan Kawasan Masjid Agung Tanara

Rabu 11-09-2019,05:39 WIB
Reporter : Redaksi Tangeks
Editor : Redaksi Tangeks

SERANG-Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (KemenPUPR) mengalokasikan dana Rp 7 miliar untuk penataan kawasan Masjid Agung Tanara di Desa Tanara, Kecamatan Tanara, Kabupaten Serang. Penataan itu meliputi Masjid Agung Tanara, infrastruktur permukiman, air bersih, limbah, sampah, ruas jalan, dan tempat khaul Syekh Nawawi. Penataan itu dilakukan selama 4 bulan, September hingga Desember 2019. "Jadi mungkin beberapa komponen lain dilanjutkan di 2020," kata Kepala Balai Prasarana Permukiman Wilayah Banten Kemen PUPR, Rozali Indra Saputra saat ditemui wartawan usai rapat penataan kawasan Masjid Agung Tanara di Aula Tb Syam'un Sekretariat Daerah (Setda) Kabupaten Serang, Selasa (10/9). Menurut Rozali, proyek penataan kawasan Masjid Agung Tanara itu sudah dilelang. Pekan depan akan dilakukan peluncuran (launching). Ia mengatakan dengan penataan kawasan itu, perekonomian masyarakat di sana diharapkan meningkat. "Di sana kita bangun kios, 10 kios untuk jualan yang sifatnya religi, khas Banten, khas Tanara," ujarnya. Penataan kawasan Masjid Agung Tanara di 2019 itu, kata Rozali, baru sebagian kecil. Sebab pihaknya bersama Pemkab Serang memiliki mimpi besar dalam penatana kawasan tersebut. "Seperti revitalisasi makam Pangerang Sunyararas sampai wisata Kalimati," paparnya. Wakil Bupati Serang, Pandji Tirtayasa mengatakan hasil penatan kawasan Masjid Agung Tanara itu diharapkan menjadi ikon wisata Kabupaten Serang. Menurut Pandji, penataan kawasan itu baru program kecil dari program besar yang ditempatkan di Tanara sebagai tempat keluarga Wakil Presiden terpilih KH Ma'ruf Amin. "Ini baru dari Direktorat Jenderal Cipta Karya, Direktorat Jenderal Bina Marga dan direktorat-direktorat jenderal lainnya juga akan program di sini," katanya di tempat sana. Ia mengatakan untuk melengkapi kawasan Masjid Agung Tanara, Pemkab Serang pun akan membangun pusat kajian kitab kuning. Tahun ini sedang pengadaan tanah seluas 5 hektare yang lokasinya tak jauh dari Terminal Tanara. Pembangunan pusat kajian itu dilakukan pada 2020. "Jadi ini sharing masing0masing institusi, Kementerian PUPR bermain (menangani) infrastruktur, Kementerian Pariwisata bermain dalam desain pariwisata, dan kita pemda (Pemkab Serang) membenahi lingkungan dan menyiapkan masyarakatnya menjadi subjek pariwisata," paparnya. Camat Tanara, Eri Suhaeri mengatakan kawasan Masjid Agung Tanara kerap banjir akibat Sungai Cidurian lama yang mengakami pendangkalan. Oleh karena itu, dalam penataan kawasan itu diharapkan dilakukan normalisasi Sungai Cidurian. Kemudian, kata Eri, untuk fasilitas toilet sudah tersedia WC komunal di tujuh titik. WC itu difungsikan ketika khaul Syekh Nawawi. "Untuk kebersihan kami sudah membudayakan kampung bersih dan indah, kita biasakan masyarakat," katanya. Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang, Hamdani mengatakan untuk mendukung kawasan Masjid Agung Tanara sebagai ikon wisata Kabupaten Serang, pihaknya sudah melakukan pelatihan-pelatihan untuk warga. Pelatihan itu antara lain pelatihan kuliner, menjahit, dan pengelolaan penginapan (homestay). "Sudah ada kelompok sadar wisata, sudah ada 20 orang," katanya. Kepala Bagian Teknik Perencanaan dan Logistik PDAM Tirta Albantani Kabupaten Serang, Haris Firmandoko mengatakan untuk memenuhi kebutuhan air di kawasan Masjid Agung Tanara, tersedia instalasi pengolahan air dengan kapasitas 5 liter per detik di bendung karet Sungai Cidurian. Namun saat ini pihaknya terkendala oleh air baku yang sedikit dan tercemar limbah industri. " Air laut juga masuk ke bendung karet sehingga air jadi asin," katanya. (tnt)

Tags :
Kategori :

Terkait