Tak Ada APILL Macet Terjadi

Senin 22-05-2017,10:52 WIB
Reporter : Redaksi Tangeks
Editor : Redaksi Tangeks

PAMULANG-Salah satu persoalan kota urban adalah kemacetan lalu lintasnya. Di Kota Tangsel kemacetan menjadi hiasan harian. Terlebih, saat akhir pekan. Penyebab kesemrawutan kendaraan ini, dituding karena tidak semua titik kepadatan kendaraan dipasangi Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas (APILL). Seperti di wilayah Kecamatan Setu, Serpong, dan Serpong Utara. Ketiga wilayah tersebut terbilang tak luput dari titik kemacetan. Untuk di wilayah Setu, dari dan menuju BSD, konsentrasi kemacetan terjadi di Jalan Raya Puspiptek. Mulai dari masuk kawasan Kementerian Ristek Dikti. Perempatan Muncul, dan area Jalan Hutama Karya Kademangan menuju Jalan Raya Tekno Widya. Titik kemacetan itu yang kerap terjadi di wilayah Setu. Penyebabnya, yakni banyaknya jalur alternatif yang padat dilalui kendaraan masuk dan keluar. Sehingga, arus lalu lintas di jalur utama terhenti. “Bayak kendaraan keluar masuk, jadi tukang parkir sering kali memberhentikan kendaraan di jalur utama. Makanya sering macet. Apalagi di jam sibuk, pagi dan sore macetnya luar biasa,” ungkap salah seorang sopir angkutan kota B07 yang akrab dipanggil Acid, Minggu (21/5). Acid juga mengatakan, penyebab kemacetan lainnya di Jalan Raya Puspiptek, Hutama Karya (HK) kademangan adalah penyempitan jalan yang kewenangannya ada pada Pemprov Banten. Banyaknya volume kendaraan yang melintas pada penyempitan jalur itu membuat macet tak terhindarkan. “Di Kademangan jalan HK, kalau dari arah Tekno menuju Muncul pasti macet karena jalurnya menyempit. Saat menyempit itu kadang kendaraan rebutan untuk masuk jalan itu. Pasti macet. Di tambah, banyak tukang jualan. Makan jalan. Juga perempatan Muncul tak kalah semrawut, jadi makin parah. Lampu merah perempatan Muncul yang sudah terpasang gak difungsikan,” tambahnya. Tak hanya di situ, sejumlah titit macet di wilayah Serpong juga tak kalah krowditnya. Dari arah Muncul menuju Pasar dan Stasiun Serpong kemacetan disebabkan banyaknya pedagang kaki lima yang membuka lapak di bahu jalan dan banyaknya aktivitas bongkar muat di badan jalan. Di perparah, angkutan kota yang menumpuk menunggu para penumpang dari Stasiun Serpong. Titik macet di wilayah Serpong juga kerap terjadi bagi kendaraan arah BSD dari Jalan Raya Tekno. Kemacetan itu dikarenakan adanya titik pertemuan kendaraan dari jalan Raya Buaran Viktor. Penyebabnya sama, volume kendaraan yang padat ditambah jalan yang sempit. Jalan Raya Rawa Buntu dekat stasiun juga kerap mengalami kemacetan selain banyaknya U-Turn, kemacetan juga karena kepadatan penumpang di Stasiun Rawa Buntu. “Jadi banyak angkutan online dan konvensional yang mangkal dekat stasiun,” singkat, Rosadi, salah seorang pengguna jalan di Rawa Buntu. Pantauan Tangerang Ekspres, sepanjang Jalan Raya BSD Serpong hingga Jalan Raya Pakulonan Serpong Utara, yang berbatasan dengan wilayah Kota Tangerang kerap terjadi kemcetan karena banyaknya pusat komersial. Sehingga, U Turn yang ada membuat kendaraaan yang hendak ke arah Tangerang Kota tersendat. Kemacetan di Kota Tangsel tak bisa dinafikan. Terutama terjadi pada pagi dan sore hari dimana banyak warga yang sibuk melakukan aktifitas. Kemacetan semakin parah saat akhir pekan. Kasi Manajemen Lalu Lintas pada Dinas Perhubungan Kota Tangsel H. Ika mengatakan, di Kota Tangsel dulu ada sekitar 30 titik kemacetan. “Sekarang hanya 30 titik kemacatan dan lainnya sudah dapat diatasi,” ujarnya kepada Tangerang Ekspres. Minggu (21/5). Ika menambahkan, 30 titik macet ini belum ada alat pemberi isyarat lalu linta (Apill). Titik tersebut seperti di pertigaan Kedaung, pertigaan Bintaro X Change, perempatan Duren Ciputat, pertigaan Sasak Tinggi Pamulang, pertigaan Kompos Ciputat dan lainnya. Untuk mengurai kemacetan, tiap titik kemacetan dishub menempatkan 6 petugas. “Jumlah petugas masih ditambah dari anggota lantas Polres Tangsel,” tambahnya. Ia mencontohkan di pertigaan Duren Ciputat. Perempatan ini sudah dikaji dan masalah kemacetan tidak hanya jadi tanggung jawab dishub Kota Tangsel semata tapi, pihak lain juga. Seperti, polisi dan dinas-dinas terkait dan dalam hal ini dishub provinsi, dinas pekerjaan umum dan lainnya. Persoalan perempatan Duren adalah lantaran tidak simetris (tidak lurus). Konsisi ini yang menjadikan macet dan jika dipasang traffick ligh (TL) kurang bagus. “Kalau mau dipasang TL jalannya harus dilebarin dahulu,” jelasnya. Untuk mengurai kemacetan di pertigaan Bintaro X Change, dishub akan melakukan koordinasi dengan pihak terkait. Rapat tersebut merupakan rapat kajian analisa kemacetan di tertigaan tersebut. Rencananya kita  akan melakukan satu arah di pertigaan tersebut namum, titik mana yang akan dipakai masih menunggu kajian,” jelasnya. Warga Sawah Ciputat, Sulaeman (36) mengatakan, lalu lintas didua titik tersebut kerap macet dan berantakan. “Petugasnya sangat minim dan malas-malasan mengatur. Ia menambahkan, kawasan itu menjadi penghubung dari Ciputat ke Bintaro dan sering terjadi macet lantaran tidak ada TL. “Tidak ada lampu merah. Sehingga pengendara kurang sadar saling mendahului. Sehingga arus lalu lintas jadi kacau,” tambahnya. (mg-22/bud/esa)

Tags :
Kategori :

Terkait