Alat Permainan Tradisional Mulai Dilupakan

Selasa 29-01-2019,04:39 WIB
Reporter : Redaksi Tangeks
Editor : Redaksi Tangeks

CIPUTAT-Banyaknya permainan berbasis teknologi mengikis permainan tradisional mulai ditinggalkan. Hal ini diungkapkan perajin rotan asal Ciputat Timur. Belakangan, omzet jualan alat permainan dari rotan turun karena sepi peminat. Perajin dan juga penjual hasil olahan rotan, Supriadi mengatakan, sejak 20 tahun lalu ia eksis di dunia kerajinan rotan. Selama itu, ia juga menggantungkan hidup dari menjual hasil kerajinan tersebut. “Sudah lebih dari dua puluh tahun saya bergelut di bidang kerajinan ini tapi, seiring berjalannya waktu peminat hasil olahan rotan sudah semakin langka, membuat kami selaku perajin hanya bisa pasrah,” ujarnya, Senin (28/1). Supriadi menambahkan, banyak perajin rotan di wilayah Tangsel beralih profesi. Karena, jumlah perajin tak sepadan dengan daya beli masyakat. Wal hasil sejumlah toko penjual kerajinan rotan pun tutup atau beralih ke bisnis lain. “Sekarang makin susah kalau mau jual hasil kerajinan. Kadang sebulan hanya laku dua atau tiga. Yang datang banyak sih, cuma kebanyakan tanya-tanya doang. Malah kadang selama sebulan tidak laku sama sekali,” tambahnya. Supri mengungkapkan, turunnya daya beli masyarakat terhadap alat permainan tradisional ini disebabkan karena beralihnya kebiasaan anak-anak. Saat ini, banyak anak memilih bermain game di hp ketimbang bermain tradisional. Selain itu, kondisi ini juga diperparah dengan banyaknya permainan modern dari luar negeri yang masuk ke Indonesia. Oleh karenaitu, laki-laki yang akrab dipanggil Supri itu berharap, pemerintah dapat membantu Usaha Kecil Menengah (UKM) untuk dapat membantu mengembangkan dan memberikan wadah untuk dapat bersaing dengan produk-produk luar. “Ya, saya berharap agar lebih diperhatikan oleh pemerintah kota, jika terus seperti ini kondisinya kami juga akan gulung tikar seperti pengerajin-pengerajin lain,” harapnya. Toko yang diberi nama Karya Indah Rotan tersebut menjual berbagai kerajinan seperti kursi, meja, perabotan rumah tangga sampai mainan tempo dulu seperti hulahop dan kuda-kudaan, harga yang dipatok pun bervariasi mulai dari Rp200 ribu sampai Rp5 juta. sepinya toko yang berada tepat di pinggir jalan raya tersebut membuat beberapa kerajinan terlihat berdebu dan sudah usang di makan usia karena lama tidak terjual. (mg-4)

Tags :
Kategori :

Terkait