BJB NOVEMBER 2025

Ditodong Pistol, Sepeda Motor Melayang, Kisah Pilu Yanti, Buruh Pabrik Korban Begal di Jembatan Ribut

Ditodong Pistol, Sepeda Motor Melayang, Kisah Pilu Yanti, Buruh Pabrik Korban Begal di Jembatan Ribut

KORBAN BEGAL: Yanti, buruh pabrik korban begal di Jembatan Ribut, Desa Ranca Labuh, Kecamatan Kemiri, Kabupaten Tangerang.-(tangkapan layar video kiriman warga)-

TANGERANGEKSPRES.ID, Yanti, buruh pabrik PT Adis Dimension Footwear, menjadi korban begal di Jembatan Ribut, Desa Ranca Labuh, Kecamatan Kemiri, Kabupaten Tangerang, Kamis (13/11). Motornya raib setelah beberapa orang menodongkan senjata api saat dia pulang kerja.

Waktu yang seharusnya menjadi batas antara kegelapan malam dan fajar harapan, seketika berubah menjadi mimpi buruk bagi Yanti. Motor Vario 125 CBS hitam dengan list kuning bernomor polisi A 2145 XLC miliknya dibegal. Peristiwa ini meninggalkan trauma mendalam yang mungkin lebih sulit hilang daripada nilai motor itu sendiri.

Buruh pabrik PT Adis Dimension Footwear ini menjadi korban begal sekitar pukul 04.30 WIB, di Jembatan Ribut, Desa Ranca Labuh, Kecamatan Kemiri, Kabupaten Tangerang, Kamis (13/11) lalu.

Kisah traumatik itu bermula saat Yanti, yang baru saja menyelesaikan shiftnya, meninggalkan gerbang pabrik sekitar pukul 04.15 WIB. Sebelum kejadian, ia sempat mengalami kejadian aneh yang kini ia yakini sebagai firasat.

“Awalnya sudah dikasih firasat, STNK motornya hilang dan tiba-tiba ketemu,” kenangnya.

Setelah mengisi bensin di SPBU perempatan PMI, ia sempat mampir ke Pasar Sentiong untuk berbelanja. Dia berencana memasak di rumah. Rutinitas yang terasa menenangkan itu kemudian mengantarkannya ke jalanan sepi menuju rumah.

“Tapi enggak biasanya, saya enggak ngebut, ini kayak nyantai saja. Memang kondisi jalan sudah sepi banget. Lihat spion enggak ada yang ngikutin,” tuturnya.

Ketenangan yang ia rasakan di jalan yang sunyi itu ternyata hanya bersifat sementara. Saat hendak mencapai Jembatan Ribut, tiba-tiba sebuah motor Honda Beat Street warna abu-abu memepetnya. Di atas motor itu ada dua orang pria misterius. Keduanya mengenakan masker, jas hujan, dan helm. Sosok-sosok yang sengaja mengaburkan identitas mereka di bawah rembulan subuh.

Yanti sempat berusaha menambah kecepatan, namun terlambat. Para pelaku dengan cepat menghadang lajunya. Satu pelaku yang dibonceng langsung turun dan mencengkeram stang motor Yanti. Sementara itu, pelaku yang berada di atas motor mengeluarkan ancaman yang membuat nyalinya ciut. Ia menodongkan benda yang sangat menyerupai senjata api.

“Enggak tahu itu benaran atau bohongan. Yang jelas di situ saya panik,” kata Yanti, suaranya terdengar bergetar.

Pelaku kemudian membentaknya. “Dia (pelaku) bilang kayak ngebentak, turun, turun. Saya panik dan gemetaran dan terpaksa turun,” tutur Yanti.

Dalam sekejap, pelaku yang tadinya memegang stang langsung menaiki motor Yanti dan tancap gas. Mereka menghilang bersama motor hasil rampasan di kegelapan subuh.

Beruntung, di tengah kepanikan itu, Yanti sempat mengantongi HP dan STNK di jaketnya, sehingga barang berharga itu tidak ikut terenggut. Namun, harta bendanya yang lain, alat transportasi utama untuk bekerja sehari-hari telah hilang.

Peristiwa ini menjadi pengingat pahit akan bahaya yang mengintai di jalur-jalur sepi subuh, terutama bagi para pekerja yang harus berangkat atau pulang di jam-jam rawan. (zky) 

Sumber: