BJB NOVEMBER 2025

Program Prioritas Tetap Dijalankan, Pemkot Serang Hadapi Defisit

Program Prioritas Tetap Dijalankan, Pemkot Serang Hadapi Defisit

Wakil Wali Kota Serang Nur Agis Aulia menyerahkan dokumen Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) tentang Rancangan APBD Kota Serang Tahun Anggaran 2026 kepada pimpinan DPRD Kota Serang dalam Rapat Paripurna di Gedung DPRD Kota Serang, Senin (17/11).--

TANGERANGEKSPRES.ID, SERANG — Badan Gizi Nasional (BGN) Regional Banten mencatat, hingga saat ini terdapat sekitar 400 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Provinsi Banten. Dari jumlah tersebut, 200 atau sekitar setengahnya masih belum memiliki Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS) atau standar ke­ber­sihan yang seharusnya diwajibkan.

Hal itu diungkapkan Kepala Re­gional BGN Banten, Ichsan Rizqian­syah usai berkunjung ke Gubernur Banten Andra Soni di ruang kerja­nya, KP3B, Kota Serang, Senin (17/11).

"Kurang lebih ya setengahnya lah, 50 persen. Dari total kurang lebih 400-an SPPG. Sekitar 200-an yang belum disertifikasi," katanya. 

Ia menjelaskan, setiap SPPG di Banten tengah mengurus sertifikasi SLHS untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG). Hal itu menjadi pekerjaan yang harus segera diselesaikan, ter­le­bih dengan masih cukup ba­­nyak SPPG yang belum me­ngantongi sertifikat standar kebersihan.

Ia mengaku, persoalan ini juga menjadi prioritas terlebih karena Presiden meminta per­cepatan agar layanan MBG tetap berjalan lancar dan ma­kanan dapat tersalurkan kepa­da para penerima manfaat tanpa gangguan.

"Bapak Presiden juga minta agar operasional SPPG tetap berjalan dan penerima man­faat tetap terdistribusi," ujarnya.

Ichsan menuturkan, SPPG atau dapur MBG yang belum mengantongi sertifikat standar kebersihan dapat berpotensi terjadi kontaminasi bakteri atau penanganan pangan yang tidak aman. Hal ini yang kerap muncul terjadinya keracunan pada penerima manfaat. 

Namun ia langsung bergerak memastikan persoalan ter­sebut rampung, dan diha­rapkan setiap SPPG memiliki SLHS. Dengan begitu dapur pengolah makanan memenuhi standar kebersihan, kelayakan sanitasi peralatan, keamanan proses pengolahan, serta ke­sehatan penjamah makanan.

"Kalau itu sudah tertangani semua, sudah aman," ung­kapnya.

Selain SLHS, Ichsan juga me­nanggapi terkait puluhan SPPG yang sempat berhenti beroperasi beberapa waktu lalu. Ia mengaku hal itu terjadi lantaran ada ke­terhambatan proses ad­ministrasi yang me­nyebabkan anggaran pusat belum turun.

"Untuk itu karena kendalanya administrasi di atas ada per­baik­an," jelasnya. 

Meski begitu, ia memastikan bahwa proses tersebut kini telah berjalan normal dan mekanisme pencairan sedang disederhanakan agar tidak ada lagi SPPG yang berhenti beroperasi. 

Ia optimistis bahwa keter­lambatan operasional tidak akan terulang dan semua da­pur akan terus berjalan sem­bari melengkapi sertifikasi.

"Sekarang alhamdulillah sudah berjalan dengan nor­mal. Perlahan pencairan itu sedang disederhanakan. Jadi tidak akan ada penutupan lagi," terangnya.

Sumber: