Keberhasilan Banten Tangani TBC akan Diimplementasikan di Skala Nasional
Wamenkes, Benyamin Paulus Octavianus saat berbincang dengan Kepala Dinas Provinsi Banten, Ati Pramudji Hastuti dan Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang, Dini Anggraini saat berkunjung ke Puskesmas Cibodasari, Kecamatan Cibodas, Kota Tangerang, Selasa (11--
Provinsi Banten mendapatkan apresiasi dari Kementrian Kesehatan (Kemenkes) dalam penanganan penyakit Tuberkulosis (TBC) di Provinsi Banten, khususnya di Kota Tangerang menjadi terbaik di seluruh Indonesia.
Keberhasilan ini akan diimplementasikan di skala nasional. Hal itu terungkap saat Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes), Benyamin Paulus Octavianus melakukan kunjungan ke Puskesmas Cibodasari, Kecamatan Cibodas, Kota Tangerang, Selasa, 11 November 2025.
Wamenkes Benyamin didampingi Kepala Dinas Provinsi Banten, Ati Pramudji Hastuti dan Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang, Dini Anggraini memastikan bagaimana penanganan penyakit Tuberkulosis di Provinsi Banten, khususnya di Kota Tangerang menjadi terbaik di seluruh Indonesia.
“Jadi kami dari Kemenkes ingin tahu caranya, bagaimana Banten ini ko bisa terbaik dalam penanganan kasus TBC. Ternyata yang dilakukan di Banten ada pemberian terapi pencegahan pasien TBC,” ungkap Benyamin.
Usai melakukan peninjauan Wamenkes bersama Gubernur Banten, Wali Kota dan Wakil Wali Kota Tangerang bersama jajaran Dinas Kesehatan se-Provinsi Banten menggelar diskusi upaya capaian penanganan kasus Tuberkulosis di ruang Akhlakul Karimah, Puspemkot Tangerang.
“Di Banten ini ketika ada orang terkena penyakit TBC, anggota keluarga lainnya pun dilakukan skrining dan diberikan pengobatan pencegahan. Kinerjanya patut kita apresiasi. Di Indonesia sendiri rata-rata dibawah 10 persen. Nah di Banten sudah 52 persen. Maka kami kesini apa yang baik di Banten bisa dipakai untuk skala nasional,” kata Benyamin.
Benyamin mengatakan, penanganan pencegahan penyakit Tuberkulosis di Provinsi Banten akan diterapkan pada skala nasional. Ia memaparkan, penanganan kasus Tuberkulosis merupakan program prioritas Presiden Prabowo Subianto. “Kita diminta pak Presiden Prabowo, 2026 nanti untuk seluruh Indonesia cari cara yang paling murah paling efektif nah kita lagi keliling Indonesia,” ungkap Benyamin.
Sementara itu,, Gubernur Banten, Andra Soni menyampaikan apresiasi kepada seluruh kepala daerah di tingkat kabupaten kota beserta jajaran Dinas Kesehatan yang telah bekerja keras dalam upaya penanganan kasus Tuberkulosis di Provinsi Banten. ”Akumulasinya, agregatnya ada di Provinsi Banten jadi saya menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada kepala daerah dan kepala dinas di provinsi Banten termasuk tenaga kesehatan di kabupaten kota atas kinerjanya dalam upaya menemukan dan mengobati pasien TB sampai sembuh,” ungkap Andra Soni.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Banten, Atu Pramudji Hastuti menambahkan, pihaknya memiliki kader penanganan TBC di setiap desa/kelurahan. Mereka ujung tombak tim percepatan penanggulangan TBC Ayang bergerak dan melakukan jemput bola hingga ke tengah lingkungan masyarakat dalam upaya mendeteksi dini kasus Tuberkulosis tersebut. Sehingga temuan kasus Tuberkulosis di Provinsi Banten sudah mencapai 40 ribu kasus atau sekitar 90 persen.
Ia juga mengatakan di Kota Tangerang memiliki aplikasi Ransel TBC. Dalam fitur aplikasi tersebut masyarakat secara mandiri untuk bisa melakukan skrining deteksi dini. Kemudian, melalui aplikasi tersebut petugas kesehatan melalui kader desa/kelurahan Siaga TB melakukan jemput bola dalam upaya penanganan lebih lanjut.
Ati menyebut, penanganan pencegahan Tuberkulosis yang terpenting adalah komitmen dari berbagai pihak, mulai dari kepala daerah di tingkat kabupaten kota hingga jajaran ke bawahnya. Sebagaimana Gubernur Banten mewajibkan semua untuk turun bergerak. (*)
Sumber:

