Status Banjir Rob di Pesisir Utara Belum Darurat
Kepala BPBD Kabupaten Tangerang Achmad Taufik.(Dok. Pribadi)--
TANGERANGEKSPRES.ID, TIGARAKSA — Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tangerang menyatakan, banjir rob di wilayah pesisir utara belum bisa masuk kategori darurat bencana. Sebab, air yang menggenangi permukiman warga hingga sekolah cepat surut.
”Soal ketinggian air bervariasi setiap daerah yang terkena banjir, antara 20 centimter hingga 40 centimeter. Kondisi air dalam 24 jam kadang pagi air naik, sore udah surut kembali, begitu seterusnya,” ungkap Kepala BPBD Kabupaten Tangerang Achmad Taufik kepada Tangerang Ekspres, Selasa (9/12).
Ia mengatakan, pemerintah daerah sudah menyalurkan bantuan logistik bagi warga yang terdampak banjir rob di wilayah pesisir, meliputi Kecamatan Kosambi, Pakuhaji, dan Mauk. Bantuan diserahkan secara bertahap sejak Sabtu–Minggu, 6 sampai 7 Desember 2025.”Kami bergerak sejak Sabtu dengan menyalurkan bantuan logistik kepada warga Kelurahan Dadap, Kecamatan Kosambi. Bantuan diterima langsung oleh masyarakat bersama ketua RT dan RW setempat,” jelasnya.
Lanjut Taufik, pada Minggu, 7 Desember 2025, petugas kembali mendistribusikan logistik kepada warga terdampak rob di Desa Salembaran Jati Kecamatan Kosambi, Desa Suryabahari Kecamatan Pakuhaji (area pelelangan), dan Desa Ketapang Kecamatan Mauk (kampung nelayan).
Taufik menjelaskan bahwa fenomena rob di wilayah tersebut merupakan kejadian yang sering berulang, terutama di kawasan pesisir seperti Ketapang Mauk.”Desa Ketapang, khususnya kampung nelayan, memang menjadi langganan rob. Jadi bukan melebar atau meluas, tetapi siklus rob yang rutin terjadi,” katanya.
Ia juga memastikan bahwa kondisi banjir rob kali ini tidak memerlukan evakuasi warga. ”Ketinggian air antara 20 sampai 40 sentimeter. Dalam 24 jam biasanya air naik pada pagi hari dan surut kembali pada sore hari. Tim kami sudah disiagakan. Fokus kami memastikan kebutuhan dasar masyarakat terpenuhi dan kondisi tetap aman,” katanya.
Salah seorang Aparatur Desa Ketapang Mauk Ahmad Manarul Fiqri memberikan tanggapan atas pernyataan Kepala BPBD Kabupaten Tangerang yang menyebut banjir rob di pesisir wilayah tersebut belum berstatus darurat.
Menanggapi hal tersebut, sebelumnya Ahmad Manarul Fiqri menyampaikan terima kasih atas bantuan yang telah disalurkan oleh BPBD Kabupaten Tangerang. Namun, ia secara khusus meminta agar penyaluran bantuan dapat lebih difokuskan pada kebutuhan sembako bagi warga terdampak.
Fiqri, begitu ia akrab disapa, juga membenarkan bahwa banjir rob di wilayahnya tidak merendam permukiman selama 24 jam penuh, sebab terjadi pasang surut.”Memang benar, pagi air laut naik, lalu sore air laut turun,” kata Fiqri.
Meskipun durasi rendaman tidak terus-menerus selama 24 jam, namun ia mengaku prihatin dengan kondisi warga, genangan air laut telah merendam hingga ke dalam rumah-rumah penduduk.
Oleh karena itu, Fiqri menyampaikan harapan besar dari masyarakat kepada pemerintah daerah untuk membangun semacam tanggul di pesisir desa.
Tanggul ini, lanjutnya, diharapkan mampu menahan luapan air laut agar tidak masuk ke permukiman warga yang berada di empat Rukun Tetangga (RT) di Kampung Pelelangan.”Pembangunan tanggul dinilai sebagai solusi jangka panjang untuk melindungi warga dari rob yang rutin terjadi,” imbuhnya. (sep)
Sumber:
