BJB NOVEMBER 2025

Polisi Kampanyekan ‘Stop Bullying’ ke Pelajar

Polisi Kampanyekan ‘Stop Bullying’ ke Pelajar

Kapolres Metro Tangerang Kota, Kombes Pol Raden Muhammad Jauhari.-(Ahmad Syihabudin/Tangerang Ekspres)-

TANGERANGEKSPRES.ID, TANGERANG — Kasus pe­run­dungan atau bullying ma­sih menjadi persoalan se­rius di lingkungan sekolah mau­pun masyarakat. Dam­paknya tak main-main, mulai dari gangguan psikologis, me­nurunnya kepercayaan diri, hingga trauma jangka panjang. Bentuknya pun bera­gam, dari verbal, fisik, sosial, sampai digital melalui gawai.

Melihat ancaman itu, Polres Metro Tangerang Kota terus memperkuat kampanye pen­ce­gahan bullying. Kapolres Kombes Pol Raden Mu­ham­mad Jauhari menegaskan pen­tingnya keterlibatan semua pihak untuk memutus budaya perundungan yang kerap di­anggap sepele.

“Bullying bukan hal biasa. Ini bisa merusak masa depan anak. Semua harus berperan untuk menghentikannya,” te­­gas Jauhari.

Menurutnya, tidak semua bullying tampak secara fisik. Agresi verbal, pengucilan so­sial, hingga pelecehan psi­kologis justru sering luput dari perhatian. 

”Padahal, dampaknya bisa lebih berat dan berujung pada kecemasan, depresi, hingga penurunan prestasi belajar,” kata dia.

Fenomena ini kerap dipicu berbagai faktor, mulai dari pola asuh yang kurang men­dukung, lemahnya kontrol emosi pelaku, hingga ling­kungan sekolah yang belum sepenuhnya sensitif terhadap isu perundungan.

”Maka, kampanye ‘Stop Bull­ying’ ini Polres Metro Ta­nge­rang Kota mengajak ma­syarakat, terutama pelajar, untuk menolak segala bentuk perundungan baik fisik, verbal, maupun digital,” bebernya.

Lewat program Polisi Saba Sekolah atau Police Goes To School, petugas Binmas turun langsung menemui siswa. Polisi akan memberikan edu­kasi mengenai risiko bullying, pentingnya saling menghor­mati, serta cara melapor jika menjadi korban. 

”Pelajar juga diingatkan un­tuk memanfaatkan Call Center 110 ketika menemukan tinda­kan perundungan,” ujar Jau­hari.

Polres turut memperkuat implementasi sekolah ramah anak di Kota Tangerang. Ling­kungan pendidikan diharap­kan tidak hanya aman untuk belajar, tetapi juga mendukung perkembangan sosial dan emo­sional siswa.

”Kami mengajak dan me­ngim­bau orang tua, guru, dan masyarakat ikut menciptakan ruang yang aman bagi anak. Pesan “Stop Bullying” bukan sekadar slogan, tetapi ajakan bertindak melaporkan jika melihat bullying, mendam­pingi korban, dan memastikan sekolah menjadi tempat yang inklusif bagi semua,” tandas Kapolres. (din)

Sumber: