BJB OKTOBER 2025

BPBD Ajari Siswa SD Hadapi Gempa Bumi

BPBD Ajari Siswa SD Hadapi Gempa Bumi

Siswi dan guru SDN Keranggan mengikuti edukasi dan simulasi penanganan bencana gempa bumi yang diadakan oleh BPBD Kota Tangsel. -(BPBD Tangsel For Tangerang Ekspres) -

TANGERANGEKSPRES.ID, SERPONG — Badan Penang­gulangan Bencana Daerah (BP­BD) Kota Tangsel melakukan ke­giatan edukasi dan simulasi penanganan bencana gempa bumi di sekolah. 

Hal tersebut dilakukan agar bila terjadi gempa bumi, siswa dan guru siap menghadapinya.

Staf Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan pada BPBD Kota Tangsel Dodi Hartanto menga­takan, pihaknya rutin mela­kukan edukasi dan simulasi penanganan bencana gempa bumi di sekolah. Kegiatan ter­sebut diikuti oleh siswa dan guru. 

”Materi yang kita sampaikan terkait teknik evakuasi mandiri saat terjadi bencana gempa bumi dan pertolongan pertama pada gawat darurat,” ujarnya, Senin, 3 November 2025.

Dodi menambahkan, edukasi dan simulasi penanganan ben­cana gempa bumi dilakukan atas permintaan pihak sekolah dan ada juga program BPBD. Namun, lebih banyak sekolah yang mengundang atau me­ngadakan program mandiri.

”Yang kita sampaikan, seka­rangkan ada Undang-Undang tuh satuan pendidikan aman bencana (SPAB), yakni Permen­dikbud Nomor 33 Tahun 2019. Bahwa sekolah harus punya struktur tanggap darurat ketika terjadi bencana,” tambahnya.

Menurutnya, ketika menda­ta­ngi sekolah pihaknya meng­ajak guru dan siswa untuk bisa meme­takan wilayah sekolah masing-masing. Yakni terkait potensi ba­haya apa yang ada disana, apa­kah ada tebingan, sungai, rawan longsor dan la­in­nya.

”Kemudian mereka memeta­kan potensi bahaya ketika ter­jadi gempa di dalam kelas ma­sing-masing, di dalam kelas itu potensi bahaya ada misalnya ketiban lemari, ketimpa AC, ketimpa kipas angin. Potensi di luar kelas ada potensi misal ring basket dan lainnya. Dise­kitar area sekolah ada tebing, sungai dan lainnya,” jelasnya.

Dodi mengaku, selain dipeta­kan pihak sekolah juga harus bisa memetakan bila terjadi gempa bumi barang apa saja yang bisa dijadikan alat kese­lamatan. Contohnya meja, kur­si, tas, buku dan lainnya.

”Kalau itu sudah dipahami, sekolah juga harus punya jalur evakuasi, mulai dari lantai 3 kelanfai 2, lantai 2 ke 1 dan sampai ke titik kumpul,” te­rangnya.

Setelah memiliki rambu eva­kuasi di sekolah, sekokah juga harus memiliki tim, baim tim medis, tim evakuasi, tim penda­taan dan tim logistik. ”Setelah sudah punya, nanti baru kita bikin simulasi agar semua ber­peran dan bergerak sesuai tu­poksi masing-masing,” ung­kapnya.

Dodi mengungkapkan, bila di sekolah ada kantin berarti penjaga kantin juga harus dili­batkan, termasuk petugas ke­bersihan, petugas keamanan. ”Intinya semua unsur yang ada di sekolah harus paham,” tu­turnya.

”Kita berharap dari kegiatan ini adalah untuk dapat me­ning­katkan kewaspadaan se­luruh stakeholder sekolah, khusus­nya siswa agar lebih siap dalam menghadapi ben­cana gempa bumi, demi me­wujudkan seko­lah siaga ben­cana,” tutupnya. (bud)

Sumber: