BPBD Ajari Siswa SD Hadapi Gempa Bumi
Siswi dan guru SDN Keranggan mengikuti edukasi dan simulasi penanganan bencana gempa bumi yang diadakan oleh BPBD Kota Tangsel. -(BPBD Tangsel For Tangerang Ekspres) -
TANGERANGEKSPRES.ID, SERPONG — Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tangsel melakukan kegiatan edukasi dan simulasi penanganan bencana gempa bumi di sekolah.
Hal tersebut dilakukan agar bila terjadi gempa bumi, siswa dan guru siap menghadapinya.
Staf Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan pada BPBD Kota Tangsel Dodi Hartanto mengatakan, pihaknya rutin melakukan edukasi dan simulasi penanganan bencana gempa bumi di sekolah. Kegiatan tersebut diikuti oleh siswa dan guru.
”Materi yang kita sampaikan terkait teknik evakuasi mandiri saat terjadi bencana gempa bumi dan pertolongan pertama pada gawat darurat,” ujarnya, Senin, 3 November 2025.
Dodi menambahkan, edukasi dan simulasi penanganan bencana gempa bumi dilakukan atas permintaan pihak sekolah dan ada juga program BPBD. Namun, lebih banyak sekolah yang mengundang atau mengadakan program mandiri.
”Yang kita sampaikan, sekarangkan ada Undang-Undang tuh satuan pendidikan aman bencana (SPAB), yakni Permendikbud Nomor 33 Tahun 2019. Bahwa sekolah harus punya struktur tanggap darurat ketika terjadi bencana,” tambahnya.
Menurutnya, ketika mendatangi sekolah pihaknya mengajak guru dan siswa untuk bisa memetakan wilayah sekolah masing-masing. Yakni terkait potensi bahaya apa yang ada disana, apakah ada tebingan, sungai, rawan longsor dan lainnya.
”Kemudian mereka memetakan potensi bahaya ketika terjadi gempa di dalam kelas masing-masing, di dalam kelas itu potensi bahaya ada misalnya ketiban lemari, ketimpa AC, ketimpa kipas angin. Potensi di luar kelas ada potensi misal ring basket dan lainnya. Disekitar area sekolah ada tebing, sungai dan lainnya,” jelasnya.
Dodi mengaku, selain dipetakan pihak sekolah juga harus bisa memetakan bila terjadi gempa bumi barang apa saja yang bisa dijadikan alat keselamatan. Contohnya meja, kursi, tas, buku dan lainnya.
”Kalau itu sudah dipahami, sekolah juga harus punya jalur evakuasi, mulai dari lantai 3 kelanfai 2, lantai 2 ke 1 dan sampai ke titik kumpul,” terangnya.
Setelah memiliki rambu evakuasi di sekolah, sekokah juga harus memiliki tim, baim tim medis, tim evakuasi, tim pendataan dan tim logistik. ”Setelah sudah punya, nanti baru kita bikin simulasi agar semua berperan dan bergerak sesuai tupoksi masing-masing,” ungkapnya.
Dodi mengungkapkan, bila di sekolah ada kantin berarti penjaga kantin juga harus dilibatkan, termasuk petugas kebersihan, petugas keamanan. ”Intinya semua unsur yang ada di sekolah harus paham,” tuturnya.
”Kita berharap dari kegiatan ini adalah untuk dapat meningkatkan kewaspadaan seluruh stakeholder sekolah, khususnya siswa agar lebih siap dalam menghadapi bencana gempa bumi, demi mewujudkan sekolah siaga bencana,” tutupnya. (bud)
Sumber:

