4 BUMN Bangun Rusun di Stasiun Rawa Buntu
SERPONG-Empat Badan Usaha Miliki Negara (BUMN), Perumnas, PT KAI, Hutama Karya dan Adhi Karya membanguan rumah susun sekitar di Stasiun Rawa Buntu Serpong, Stasiun Jurangmangu Pondok Aren, Kota Tangsel dan Stasiun Cisauk Kabupaten Tangerang. Pembangunan tersebut merupakan dukungan BUMN dalam Program "Satu Juta Rumah". Perumnas dengan amanatnya mengembangkan hunian di Stasiun Rawa Buntu, Hutama Karya di Stasiun Jurangmangu, dan Adhi Karya di Stasiun Cisauk. Sedangkan PT KAI menyediakan lahan untuk pembangunannya. Ground Breaking pembangunan 3 rusunami dan anami dilakukan di Stasiun Rawa Buntu, Senin (10/12). Direktur Korporasi dan Pengembangan Bisnis Perumnas Galih Prahananto mengatakan, konsep hunian terintegrasi transportasi sudah dilakukan sebelumnya di Stasiun Tanjung Barat Jakarta Selatan dan Stasiun Pondok Cina Depok. "Ini merupakan hunian terintegrasi ketiga yang akan kami kembangkan di Stasiun Rawa Buntu, Kota Tangsel," ujarnya, Senin (10/12). Galih menambahkan, melalui hunian menempel dengan Stasiun Rawa Buntu tersebut, maka akan banyak lagi hunian terjangkau yang dapat diserap oleh masyarakat. Proyek yang diberinama Mahata Serpong tersebut berdiri di atas lahan seluas 24.626 meter persegi dengan total unit 3.632 hunian. Tahap pertama dibangun 3 tower dari total 6 tower. Ketiga tower pada tahap pertama ini terdiri dari 1.816 unit dengan bauran 330 hunian subsidi dan 1486 hunian non subsidi. Tipe yang disediakan yaitu, Studio (Semi Gross 21.90 meter peraegi), tipe 1 BR (Semi Gross 34.09 meter peraegi), tipe 2 BR (Semi Gross 35.98 meter persegi), dan tipe 2 BR plus (Semi Gross 60.47 meter persegi). "Pembangunan Mahata Serpong akan dilakukan mulai akhir tahun ini dan diperkiraan selesai 2020. Saat ini perizinan sudah rampung dan pembelian unit dapat dipesan di kantor marketing Perumnas yang salah satunya berada di Stasiun Rawa Buntu. Untuk Mahata Serpong harga maksimalnya Rp 250 juta, jadi tidak perlu bayar PPN," tambahnya. Sementara itu, Direktur Utama PT Hutama Karya, Bintang Perbowo mengatakan, selaku BUMN konstruksi mendukung program sejuta rumah melalui anak usahanya PT HK Realtindo (HKR) yang bergerak di bidang properti dengan mengembangkan hunian terintegrasi transportasi serupa di Stasiun Jurangmangu. "Total unit yang akan dibangun oleh PT HK Realtindo di kawasan stasiun ini sebanyak 4.510 unit dan akan terbagi menjadi enam tower di atas lahan seluas 4,6 hektare. Total investasi proyek ini sekitar Rp 2,1 triliun” ujarnya. Bintang menambahkan, pelaksanaan pembangunannya akan dilakukan dengan dua tahap, tahap pertama akan dilakukan optimalisasi stasiun dan dibangun tiga tower apartemen dengan kapasitas sekitar 1.500 unit dengan total investasi sekitar Rp 891 miliar. Sekitar 30 persen atau sekitar 450 unit, hunian ini untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) di Jakarta dan sekitarnya untuk bisa memiliki hunian yang layak. Hunian untuk MBR tersebut akan dijual dengan harga Rp 8 juta per meter persegi dengan luas mulai dari 32 meter persegi. Saat ini, perizinan hunian terintegrasi Stasiun Jurangmangu masih dalam proses. Pembangunan rencananya akan dimulai pada semester 1 tahun 2019 dan ditargetkan selesai pada 2023. Sedangkan tahap kedua sekitar 2.300 unit akan dilaksanakan setelah seluruh pembangunan tahap pertama selesai dilakukan. "Sementara itu, di stasiun Cisauk pengembangan hunian terintegrasi transportasi dilakukan oleh PT Adhi Commuter Properti, yang merupan anak Perusahaan dari PT Adhi Karya, dengan nama Cisauk Point," jelasnya. Di tempat yang sama, Direktur Utama PT Adhi Karya (Persero) Tbk, Budi Harto mengatakan, dikawasan Stasiun Rawa Buntu akan dibangun 6 tower dengan 2.641 unit hunian. Tahap pertama, sebanyak 832 unit dengan bauran 300 unit hunian subsidi dan 532 unit non subsidi. "Saat ini, perizinan IMB stasiun Cisauk masih dalam proses. Proyek dengan total nilai investasi Rp 831 miliar ini akan dimulai pembangunan tahap 1 dan serah terima ke konsumen pada 2021," ujarnya. Budi menambahkan, untuk hunian bersubsidi, Cisauk Point mengembangkan 2 tower, yaitu tower Jasper dan Agate setinggi 19 lantai dengan jumlah unit mencapal 640 unit. Sedangkan 4 tower lainnya setinggi 26 lantai akan dikembangkan untuk hunian kelas menengah bawah, dengan total unit 2001 unit. "Senin (10/12) kami melakukan ground breaking untuk tower Sapphire, sebagai tanda awal kami mengembangkan kawasan ini. Selanjutnya, untuk tower-tower yang lain akan dikembangkan secara bertahap," tuturnya. Sementara itu, Menteri BUMN Rini Soemarno mengatakan, pembanguan hunian terintergrasi transportasi atau transit oriented development (TOD) tiga stasiun tersebut merupakan sinergitas BUMN dalam menyediakan hunian bagi MBR. "BUMN membangun rusunami dan anami ditiga stasiun, sehingga masyarakat bisa mendapat hunian yang memadai," ujarnya. Rini menambahkan, pembangunan tiga rusunami dan anami yang terintergrasi dengan stasiun kereta, diharapkan bisa mengurangi kepadatan kendaraan pribadi di jalan raya. dan diharap bisa mengurangi kemacetan. "Harganya huniannya terjangkau, memadai dan tentunya nyaman, mudah-mudahan ini bermanfaat bagi MBR," tuturnya. Di tempat yang sama, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, saat ini arus lalu lintas di Jakarta kerap terjadi kemacetan dan pemerintah tidak diam saja dengan kondisi tersebut. Di Jakarta tiap hari ada sekitar 18 juta kendaraan yang lalu lalang di jalanan ibukota. "TOD ini merupakan langkah cerdas untuk mengurangi kemacetan yang dilakukan pemerintah yang tentunya diminati masyarakat," ujarnya. Sementara itu, pembangunan hunian terintegrasi transportasi di tiga stasiun tersebut disambut baik Walikota Tangsel Airin Rachmi Diany. Dalam sambutannya, ibu dua anak tersebut mengatakan, itu merupakan kebanggan apalagi TOD dibangun di dua stasiun yang ada di Tangsel. "Tangsel adalah daerah pemekaran baru dengan keterbatasan lahan. Hunian yang dibangun ini menjadi pilihan bagi masyarakat Tangsel, baik yang tinggal maupun yang akan tinggal di Tangsel," ujarnya. Ibu dua anak tersebut berharap, konsep TOD dapat mengurangi kemacetan yang kerap terjadi di Tangsel dan terutama jam sibuk pagi dan sore hari. "Dengan adanya rumha hunian ini tentu kedepan ada potensi PAD dan ini akan dikembalikan lagi untuk pembangunan," tuturnya. (bud)
Sumber: