KLHK Simulasi Tangani Tanki Kimia Terbakar

KLHK Simulasi Tangani Tanki Kimia Terbakar

SERONG-Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menggelar simulasi sistem tanggap darurat pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) di Kawasan Pergudangan Taman Tekno, Setu, Rabu (31/10). Simulasi tersebut dilakukan seolah-olah ada truk tanki yang sedang melintas dan membawa B3 bocor dan menyebabkan kebakaran. Kasubdit Tanggap Darurat dan Pemulihan Sektor Non-Institusi pada Direktorat PSLB3 KLHK Erini Yuwatini mengatakan, simulasi tersebut dilakukan untuk mengasah kesiapsiagaan petugas, baik perusahaan yang bersangkutan, pemilik kendaraan, maupun pihak terkait yang berhubungan. "Bila terjadi kebocoran B3 di jalan, pihak lain seperti Damkar, Dishub, Polisi, BPBD dan DLH setempat tau apa yang akan dilakukan," ujarnya kepada Tangerang Ekspres, Rabu (31/10). Erini menambahkan, simulasi tersebut merupakan salah satu standar bentuk kajian standar operasional prosedur (SOP) terkait dengan penanganan kecelakaan kerja. Simulasi dilakukan untuk peningkatan kapasitas yang terkait sistem tanggap darurat. Saat ini KLHK sedang berupaya dalam membangun peningkatan kapasitas untuk pegawai KLHK dan maupun Dinas Lingkungan Hidup (DLH) maupun BPBD. "Salah satunya adalah kesiapsiagaan yang harus dilakukan dengan simulasi-simulasi, sehingga diketahui peran masing-masih pihak," tambahnya. Masih menurutnya, simulasi yang dilakukan terkait dengan kecelakaan pengangkutan B3 di wilayah rute transportasi publik. Melalui skenario yang dibuat, ketika truk mengalami kebocoran dan ada dampak kebocoran dan mengakibatkan kebakaran, disitulah penanganan perlu dilakukan oleh banyak pihak. "Kita menginisasi kegiatan ini dan berharap daerah dapat melakukan simulasi sendiri. Jadi pembangunan kapasitas tentang kegawat darutatan tidak hanya pusat tapi semua daerah," tuturnya. Erini menuturkan, mengapresiasi Pemkot Tangsel karena baru beritahu kegiatan tersebut dua bulan sebeluma acara. "Pemkot Tangsel sangat mendukung, dan berkontribusi penuh dalam segala lini dalam simulasi yang kita lakukan. Mudah-mudahan ini bisa jadi pilot projek yang dapat direplikasi oleh daerah lain," ungkapnya. Sementara itu, Kepala Bidang Emergensi Respon dan Bahan Kimia Berbahyana Asosiasi Pengusaha Transportasi B3 Dadang Thiar mengatakan, setiap aktivitas industri akan membawa risiko tertentu terhadap kegagalan peralatan atau peristiwa yang tidak dikehendaki yang dapat berkembang menjadi suatu kecelakaan. "Hasilnya dapat berupa kecelakaan perorangan, kerusakan peralatan serta hilangnya atau menurunnya produksi dan barang serta lingkungan di sekitar tercemar akibat B3 tersebut," ujarnya. Dadang menambahkan, risiko tersebut dapat terjadi baik di dalam lokasi industri maupun di luar lokasi pada saat B3 tersebut diangkut, didistribusikan maupun digunakan. Semakin meningkatnya penggunaan B3 dalam proses produksinya, maka akan meningkatkan mobilitas penggunaan B3 itu sendiri, hal ini secara langsung akan turut meningkatkan pula risiko kecelakaan industri. Pada saat ini jutaan jenis bahan kimia yang telah diidentifikasi dan dikenal, berarti risiko terjadinya kecelakaan semakin beragam sesuai dengan karakteristik jenis B3 tersebut. Tanggap darurat terhadap kecelakaan tersebut sangat diperlukan baik diakibatkan oleh manusia, teknologi maupun akibat bencana alam. "Untuk itu simulasi tersebut dilakukan agar tahu apa yang akan dilakukan bila terjadi kecelakaan tersebut," tambahnya. Simulasi yang dilakukan adalah, ada kendaraan yang mengangkut Butly Acrylate mengalami kebocoran dan pengendaranya diberitahu warga akan kejadian itu. Pengendara menghentikan truknya dan memperbaiki namum tak lama pengemudi langsung terkapar dan terjadi kebakaran. Sehingga perlu penanganan dari berbagai pihak. "Butly Acrylate merupakan cairan yang bisa membuat pingsan, bila kena kulit bisa terkelupas dan mudah terbakar. Ini bahan pembuatan bahan plastik, cemical lainnya," tuturnya. Di tempat yang sama, Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran Pada DLH Kota Tangsel Budi Hermanto, menyambut baik kegiatan tersebut. Pasalnya, Tangsel merupakan kota perlintasan, baik, tol maupun jalan provinsi. "Jadi sering dilintasi truk bermuatan bahan kimia dan cukup rawan terjadi kecelakaan tersebut," ujarnya. Budi menambahkan, simulasi yang dilakukan akan memberi pembelajaran bagi petugas terkait dalam menangani kecekaan tersebut bila terjadi di Tangsel. "Jadi kalau terjadi di Tangsel maka kita bisa antisipasi hal-hal yang tidak kita inginkan," tuturnya. (bud)

Sumber: