Bau di Ceger Tak Juga Hilang, DLH Pasang Alat Deteksi Bau dan Alat Pengecek Kualits Udara

Bau di Ceger Tak Juga Hilang, DLH Pasang Alat Deteksi Bau dan Alat Pengecek Kualits Udara

SERPONG-Sampai saat ini Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Tangsel belum bisa memastikan bau apa yang keluar di kebun milik warga di Jalan Pesantren, Kampung Ceger RT 1/3 Jurang Mangu Timur, Pondok Aren. Jumat (26/10) siang DLH sudah menerjunkan tim untuk memeriksa lebih lanjut, bau apa yang keluar dari kebun warga tersebut. Kepala Seksi Pemantauan Kualitas Lingkungan pada DLH Kota Tangsel Tedi Krisna mengatakan, pihaknya sudah menerjunkan petugas dari laboratoriun. Di lokasi juga telah memasang alat penguji kebauan yang bernama impinger dan pengetes udara ambient (graseby). "Kita kerjas sama dengan pihak ketiga untuk memeriksa kebauan dan udara di lokasi yang ada bau tersebut," ujarnya kepada Tangerang Ekspres, Jumat (26/10). Tedi menambahkan, alat tersebut dipasang di lokasi selama 24 jam, kemudian hasilnya baru bisa diketahui 10 hari mendatang. Jika nanti hasilnya bau tersebut berasal dari pembakaran sampah warga, maka ia berharap warga tidak membuang dan bakar sampah lagi agar tidak menimbulkan gas metan. Namun, jika kandungan gas cukup kuat atau positif dan bukan dari sampah, maka akan dilaporkan ke Provinsi Banten karena, Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral ada di provinsi. Jika gas tersebut berasal dari gas alam pasti baunya akan semakin besar dan akan muncul titik baru dan jaraknya jauh-jauh. "Kita tunggu saja hasilnya dalam 10 hari ke depan. Saya mengingatkan warga sekitar untuk berhenti melakukan pembakaran sampah. Sampai saat ini saya menduga gas ini bisa berasal dari gas metan yang mengendap dari hasil pembakaran sampah," tuturnya. Sebelumnya, warga Jalan Pesantren, Kampung Ceger RT 1/3 Jurang Mangu Timur, Pondok Aren dihebohkan dengan munculnya asap dan bau menyengat di kebun milik warga. Bau tersebut diperkirakan gas metan yang keluar dari dalam tanah tak jauh dari galian lubang pembuangan dan pembakaran sampah warga. Bau tersebut rasakan warga sejak 10 Oktober 2018 dan gas yang keluar berasal dari tempat pembuangan sampah yang dibakar warga sekitar. (bud)

Sumber: