ANTM Terjun ke Bisnis Pengolahan Limbah

ANTM Terjun ke Bisnis Pengolahan Limbah

Setelah babak belur pada dua tahun terakhir, kinerja positif ditorehkan PT Antam (Persero) Tbk pada tahun buku 2016. Perusahaan pertambangan itu berhasil meraih untung Rp 65 miliar.

Meski kecil, laba itu menjadi titik balik kebangkitan ANTM setelah pada 2014 merugi Rp 1,4 triliun dan pada 2015 merugi Rp 790 miliar. ’’Sekelas Antam, jumlah itu (Rp 65 miliar) memang kecil. Tapi, jumping dari Rp 1,4 triliun itu luar biasa,’’ ujar Direktur Operasi Antam Hari Widjajanto seusai rapat umum pemegang saham terbatas (RUPST) kemarin (2/5).
RUPST memutuskan, ANTM tidak membagikan dividen kepada pemegang saham. Dengan demikian, seluruh lana ditahan untuk modal pengembangan usaha. Rapat kemarin juga memutuskan mengubah anggaran dasar perseroan. Hal itu dilakukan karena ANTM berencana terjun ke bisnis nonpertambangan, yakni pengelolaan limbah.
Direktur Keuangan Antam Dimas Wikan menambahkan, perseroan telah mendapat suntikan modal dari APBN melalui right issue Rp 3,5 triliun. Dana tersebut tidak dapat dibagi menjadi dividen karena khusus untuk proyek. Ketika melakukan penawaran umum perdana saham, manajemen sempat menjanjikan dividen 30 persen dari laba bersih. Karena Antam mendapat keuntungan Rp 65 miliar, sebenarnya pemegang saham masih bisa menikmati Rp 19,5 miliar. Namun, dengan jumlah saham 24 miliar lembar, nilai dividen per lembar saham menjadi sangat kecil. Yakni, hanya Rp 0,8 per lembar. Tahun ini Antam mengerjakan banyak proyek. Salah satunya menyelesaikan smelter untuk mendukung tambahan kuota ekspor nikel kadar rendah. Saat ini Antam diperbolehkan ekspor 2,7 wet metric ton (wmt). Rencananya, perseroan ingin mengajukan tambahan kuota 3,7 wmt ke Kementerian ESDM. Ekspor itu menjadi ujung tombak untuk memberikan revenue tambahan dan menjaga cash flow Antam. ’’Smelter penting karena memberikan value added,’’ imbuh Dimas. Selain itu, RUPST PT Aneka Tambang (Persero) Tbk menetapkan nakhoda baru perseroan. Setelah Tedy Badrujaman diberhentikan dengan hormat, posisinya diisi Arie Prabowo Ariotedjo. Arie adalah mantan direktur niaga PT Bukit Asam Tbk. Menurut Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis dan Media Kementerian BUMN Fajar Harry Sampurna, pergantian perlu dilakukan untuk penyegaran. ”Pak Arie diharapkan bisa mempercepat berbagai rencana pengembangan, termasuk pembangunan smelter,’’ terangnya. Untuk susunan direksi Antam yang baru, Arie Prabowo ditemani Dimas Wikan Parmudhito sebagai direktur keuangan, Sutrisno S. Tatetdagat menjadi direktur pengembangan, Tatang Hendra menjabat direktur pemasaran, Hari Widjajanto di posisi direktur operasi, dan Johan NB. Nababan memangku posisi direktur human capital & CSR. (dim/c21/noe)

Sumber: