Film “Mile 22”, 100 Menit Intens Adegan Aksi
MILE 22 bercerita tentang James Silva (Mark Wahlberg), seorang agen intelijen yang diberi misi besar. Dia dan timnya harus mengamankan Li Noor (Iko), polisi yang memegang informasi penting tentang penyelundupan sesium. Pengamanan Li bukanlah tugas mudah. Silva dan timnya harus membawa Li dari pusat kota menuju bandara. Sebab, Li hanya mau membuka informasi ketika sudah berada di sana. Perjalanan dari pusat kota ke bandara diwarnai serangan dan teror dari pasukan yang ingin membunuh Silva dan Li. Pertarungan dan pertumpahan darah tak terhindarkan. Mile 22 sangat cocok buat mereka yang suka dengan action atau thriller. Selama sekitar 100 menit, jalan cerita yang ditawarkan penuh ketegangan. Penonton akan disuguhi konflik seru yang berkaitan dengan keselamatan dan keberhasilan misi Silva. Tembakan, ledakan, dan perkelahian pun intens. Trailer yang dirilis pada Mei lalu benar-benar mencerminkan keseruan di film. Meski tidak sebrutal The Raid, adegan-adegan aksi di Mile 22 tetap mengesankan. Jalan cerita pun cukup bagus. Lea Carpenter dan Graham Roland sebagai penggagas cerita mengawali kisah dengan perkenalan singkat. Selebihnya, adegan action dan cerita dirangkai sehingga menciptakan klimaks. Di bagian akhir, ketika penonton merasa misi sudah selesai, sebuah twist disiapkan. Meski film Hollywood, Mile 22 bisa sangat nyambung dengan penonton di Indonesia. Selain karena Iko, unsur Indonesia muncul dari penggunaan bahasa Indonesia oleh pemeran lain dalam beberapa adegan. Film itu menjadi bukti bahwa Iko sudah mendapat spotlight yang lebih besar di kancah perfilman Hollywood. Peran Iko cukup dominan dan kuat. Dia menjadi penggerak alur, penggerak karakter lain, dan kunci cerita. Tanpa kehadiran Li, Mile 22 seperti hanya bercerita seputar aksi baku tembak atau saling bunuh. Oh iya, koreografi fighting di film itu juga hasil karya Iko. Mantan atlet pencak silat tersebut ditunjuk Ryan Watson, fight coordinator, untuk merancang koreografi pertarungan. “Saya masukkan unsur pencak silat sehingga budaya Indonesia ini semakin dikenal dunia,” kata Iko. Tak hanya piawai bertarung, ayah dua anak itu juga menunjukkan kemajuan dalam hal akting. Aktingnya saat berperan sebagai Li tak kalah bagus dengan Wahlberg. Iko dan Wahlberg mampu membentuk chemistry yang kuat dan seimbang. Alhasil, keduanya bisa tampil dengan seimbang. Tidak ada yang kebanting. Dengan kuatnya dominasi, Iko mendapat banyak pujian dari rekan-rekan kru dan cast. Sutradara Peter Berg menilai suami Audy Item itu mampu beradaptasi dengan cepat selama reading dan syuting. “Tidak sulit bekerja sama dan mengarahkan Iko. Dia punya skill film laga yang sangat matang,” ujar Berg yang merupakan pengagum The Raid. Sesama cast pun memuji. Wahlberg, misalnya. Bagi dia, Iko adalah bintang besar yang membawa angin baru di perfilman Hollywood. Sementara itu, Cohan menyebut Iko sebagai the next Jackie Chan. Mile 22 rencananya dibuat sebagai trilogi. Ending film pertama beserta twist yang muncul akan menjadi pembuka dari film kedua. Naskah film kedua sedang masuk tahap development. Apakah Iko akan terlibat lagi? “Kalau itu masih harus menunggu update lagi. Secepatnya dikabari,” ujar Ricky Siahaan, manajer Iko. (jpg/bha)
Sumber: