Hewan Kurban Banyak Sakit

Hewan Kurban Banyak Sakit

TANGERANG – Dinas Ketahanan Pangan Kota Tangerang bersama Dinas Pertanian Provinsi Banten melakukan monitoring kesehatan hewan kurban yang dijual oleh pedagang. Itu dilakukan untuk memastikan kualitas hewan kurban yang dijual terjamin kesehatannya. Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kota Tangerang Emed Mashuri mengatakan dalam monitoring tersebut pihaknya melakukan pemeriksaan terhadap kelayakan kesehatan hewan kurban. Diantaranya seperti usia, gigi dan kuku hewan. Emed mengatakan, dari hasil monitoring yang dilakukan di 28 lapak, ditemukan adanya hewan kurban yang kondisinya memprihatinkan. Salah satunya ikatan tali yang menjerat hewan terlalu kencang sehingga mengakibatkan hewan kurban terluka dan lemas karena kesulitan bernafas. Walhasil Dinas Ketahanan Pangan mengimbau pedagang tidak menjual binatang yang kondisinya sakit. Bahkan, jika tedapat binatang yang terluka, pedangan diminta untuk memastikan luka pada hewan sembuh sebelum dijual. “Kambing tersebut lemas karena proses pengangkutan. Kami sudah memberikan vitamin melalui injeksi dan sekarang sudah sehat,” ucapnya ketika ditemui Tangerang Ekspres, Selasa (14/8). Emed mengatakan, agar memastikan kondisi hewan yang dijual prima ia meminta pedagang memperhatikan waktu penjualan. Karena jika binatang yang dijual mendekati batas waktu pelaksanaan Idul Adha akan semakin baik karena tidak membuat bobot hewan menyusut. Selain itu, agar masyarakat mudah mendapatkan informasi seputar hewan kurban, DKP telah membuat layanan informasi secara online. “Untuk dapat mengetahui seputar informasi  hewan kurban, masyarakat dapat megakses portal  dkptangerang.go.id,” tambahnya. Data yang diperoleh, ditahun 2017 terdapat 264 lapak penjual hewan kurban dengan total hewan kurban yang diperdagangkan 16. 616 ekor dan yang disembelih sebanyak 20.007 ekor. Penyebab banyaknya hewan kurban yang disembelih karena tidak terdatannya lapak kecil penjual hewan kurban dan adanya dewan kemakmuran masjid (DKM) yang membeli langsung ke peternak. Sekadar diketahui, usai pemeriksaan lapak dipasangi stiker hasil pemeriksaan. Lebih lanjut, pemeriksaan akan lebih diperketat khusus ternak yang berasal dari Bogor dan Purwakarta. Sebab virus antraks pernah terjadi di kedua wilayah tersebut. “Pemeriksaan meliputi surat keterangan sehat asal hewan dan pemeriksaan fisik ulang ketika tiba di pedagang. Saya mengharapkan surat keterangan sehat tersebut keluar sesuai dengan kebenarannya,” tambahnya. Salah seorang pedagang hewan kurban  di Jalan LP Pemuda Bejo Wiyono mengaku, mendekati pelaksanaan Idul Adha tahun ini telah menjual sebanyak 33 ekor sapi asal Boyolali. Ia menargetkan dapat melakukan penjualan sebanyak  50 ekor sapi dan 70 ekor kambing. “Saya senang diperiksa kesehatan hewannya, karena menguntungkan bagi pedagang,”pungkasnya. (mg-6)

Sumber: