Eastern Asian Youth Chees 2018, Pelajar Banten Raih 2 Perak di Shanghai
HASIL positif dicatat pecatur pelajar Banten asal Kabupaten Tangerang Christine Elisabeth pada keikutsertaannya di ajang internasional Eastern Asian Youth Chees di Shanghai, China. Bersama pecatur muda Indonesia lainnya Christine mempersembahkan dua medali perak pada kejuaran yang masih berlangsung hingga saat ini. Sejauh ini Total Indonesia meraih 1 medali emas, 4 medali perak dan 1 medali perunggu. Medali perak pertama Christine dicatat pada kategori catur kilat kelompok perempuan 16 tahun, Jumat (4/8). Sedang medali perak kedua diraih pelajar kelas 2 SMA Tarakanita Gading Serpong tersebut di kategori catur cepat, Selasa (7/8). Untuk catur kilat gelar juara kedua diraih setelah dari sembilan pertandingan Christine mengumpulkan 6 poin. Hasil dari lima kali menang dan dua kali remis. Langkah Cristine untuk meraih juara kedua terbilang berat. Karena pada pertandingan pertama ia kalah dari pecatur tuan rumah Lu Miaoyi yang tampil sebagai juara pertama. Tapi setelah itu pelajar SMA Tarakanita, Gading Serpong tersebut meraih kemenangan atau menahan imbang lawan-lawannya. "Bukan itu saja Christine harus menghadapi beberapa pecatur yang usianya diatas 18 tahun, ini karena untuk kategori 16 tahun kekurangan peserta jadi digabung. Tapi saat di catur cepat Christine memiliki nilai yang sama dengan Lu Miaoyi, hanya kalah tie break jadi harus kembali juara kedua," tutur jelas Yulie Chandra, ibu sekaligus manajer Christine. Pecatur bergelar Master Percasi Wanita, Women Fide Master dan ASEAN Master tersebut masih berpeluang meraih medali karena sedang bertarung pada kategori catur standar. Yulie berharap Christine bisa mendulang hasil yang lebih baik dari dua kategori yang diikutinya. Lebih jauh Yulie berharap kemampuan Christine ini bisa lebih maksimal lagi. Dan ia sangat berharap atletnya bisa tampil pada Pekan Olahraga Pelajar Nasional (Popnas) 2019 di Papua membela Banten. Meski cabor catur baru dipertandingkan secara eksebisi tapi ia berharap Christine bisa unjuk kebolehan di Papua. "Sayang catur hanya cabor eksebisi di Popnas, padahal atlet catur pelajar cukup banyak di Indonesia. Dan punya potensi yang bagus untuk berprestasi di level internasional jika diberi wadah kompetisi pada Popnas," ucapnya. (apw)
Sumber: