Sumur Bor Warga Tercemar Limbah Pabrik
PASAR KEMIS – Air sumur bor warga Kampung Picung RT 01/05, Desa Pasar Kemis, Kecamatan Pasar Kemis, Kabupaten Tangerang diduga tercemar limbah pabrik. Meski warga sudah membuat sumur bor sekitar 50 meter, namun sekitar lima puluh kepala keluarga (KK) di RT tersebut tetap saja mengeluhkan gatal-gatal. Akibat tercemar limbah pabrik, warga sudah tidak berani memanfaatkan air sumur untuk minum. Bahkan banyak warga yang telah menutup sumur mereka. “Jangankan untuk minum, untuk mandi saja bikin gatal,” ungkap Ade Wiajaya, Ketua RT 01/05 Desa Pasar Kemis, Kamis (2/8). Ia menuturkan, Pemerintah Kecamatan Pasar Kemis dan Puskesmas Pasar Kemis pernah mengunjungi, serta memberikan pengobatan gratis kepada warga yang terserang gatal-gatal. Kata Ade, warga sudah sering mengadu ke kantor desa maupun kecamatan terkait air sumur bor yang tercemar oleh pabrik. Tindak lanjut dari laporan tersebut, Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Tangerang, pernah mengambil sempel air dari sumur bor milik warga, dan sampel air disalah satu pabrik yang berdampingan dengan pemukiman warga. Lebih lanjut dijelaskan Ade, pada November 2017 lalu, DLHK Kabupaten Tangerang sebenarnya sudah memberikan hasil tes laboratorium kepada Pemerintah Kecamaan Pasar Kemis. Kemudian, hasil tes tersebut diberikan kepada Pemerintah Desa Pasar Kemis, dengan tujuan diumumkan kepada warga di Kampung Picung RT 01/05, Desa Pasar Kemis. Sayangnya, hasil tes laboratorium tersebut belum diumumkan kepada warga sampai sekarang. Ade pun tidak mengetahui alasan Pemerintah Kecamatan Pasar Kemis maupun Pemerintah Desa Pasar Kemis belum memberikan penjelasan. “Kami pasrah jika sumur bor kami tercemar, apalagi pemerintah tidak berani mengumunkan apakah sumur bor kami tercemar oleh limbah pabrik, atau karena yang lainnya,” tegas Ade. Al Haetomi, Kepala Desa Pasar Kemis mengatakan, alasan pihak desa belum mengumumkan hasil laboratorium, karena belum mengetahui prosedur untuk mengumumkan hasil tes dari DLHK Kabupaten Tangerang. “Nanti saya tanya dulu sama pihak Kecamatan Pasar Kemis, prosedurnya seperti apa untuk mengumumkan hasil laboratorium,” kata Haetomi, saat dihubungi kepada Tangerang Ekspres. Kepala Puskesmas Pasar Kemis Salwah mengatakan, pengalamannya memberikan pengobatan kepada warga Kampung Picung RT 01/05, Desa Pasar Kemis, yang terserang gatal-gatal, merupakan jenis penyakit gatal yang disebut dermatitis alergi. “Saya juga bingung mengenai persoalan tersebut, kenapa banyak warga yang kena gatal-gatal karena menggunakan air dari pompa air listrik di rumah mereka,” imbuhnya. (mg-2/mas)
Sumber: