Penjualan Benih Jagung Naik 368 Persen

Penjualan Benih Jagung Naik 368 Persen

JAKARTA-Kementerian Pertanian (Kementan) menetapkan swasembada jagung mampu diraih pada 2017. Sejumlah kebijakan telah digulirkan sejak 2016 dengan menaikkan produksi hasil tanam, pengendalian impor jagung, hingga penetapan batas bawah dan atas harga jagung.

Pelbagai instrumen kebijakan ini merangsang petani berduyun duyun menanam jagung. Permintaan benih hibrida jagung di tanah air pun meningkat signifikan. Ini harus dipenuhi pasokannya oleh industri benih dalam negeri.
Monsanto pun menetapkan 'tahun fiskal' mengacu dua musim. Paruh enam bulan pertama yakni, musim hujan (September–Februari) dan musim kemarau (Maret–Agustus). ''Selama musim hujan, volume penjualan benih jagung hibrida meningkat hingga 368 persen atau naik 2.944 ton. Angkanya (penjualan) fantastis,'' ujar Presiden Director PT Monsanto Indonesia Ganesh Pamugar Satyagraha di sela acara Responsible Business Forum on Food and Agriculture di Jakarta, Selasa (14/3)

Tahun lalu perusahaan berhasil membubuhkan penjualan benih jagung hibrida berkisar 4.000 -5.000 ton. Monsanto merilis benih jagung hibrida dengan merk DK 959 dan DK 771 (DEKALB). Potensi produksi kedua varietas benih jagung hibrida ini dapat diatas 10 ton per hektare, lebih tinggi dari rerata produksi jagung nasional sebesar 5,2 ton per hektare. Adapun khusus benih jagung DK 771 ini memiliki keunggulan lebih tahan serangan penyakit bulai.

Ganesh mengakui besarnya penjualan benih jagung hibrida pada musim penghujan ini bukanlah hal yang lazim. Biasanya, serapan pasar tidak lebih dari 20 persen atau sekitar 800 ton-1.000 ton. ''Kontribusi penjualan terbesar jatuh pada musim kering (80 persen), usai memanen padi,petani berganti menanam jagung,'' katanya.

Pada musim kering, perusahaan sudah memetakan konsentrasi penjualan benih jagung hibrida merupakan petani berlahan sawah irigasi teknis. Profil petani memiliki teknik budidaya mumpuni sehingga upaya peningkatan optimalisasi hasil tanam lebih terukur.

Namun tidak kali ini, penjualan benih jagung hibrida terbesar justru terserap di musim hujan. Penetrasi penjualan terbesar terserap petani tradisional di lahan khusus/sub optimal seperti lahan tegalan, kawasan integrasi tanaman pangan-sawit dan areal tanaman pangan yang dikerjasamakan milik PT Perhutani dan Inhutani. Ganesh mengklaim perusahaan telah melakukan edukasi kepada kelompok tani mengenai teknik budidaya tanam, pemupukan hingga paska panen sejak dua tahun terakhir. ''Peningkatan penjualan di musim hujan merubah komposisi, kontribusinya dari 20 persen naik menjadi 50-60 persen,''katanya.

Produksi benih jagung Monsanto pada 2016 mendekati 5.000 ton .Namun, seiring meningkatnya permintaan pasar diproyeksikan akan habis pada Juni-Juli 2017.Mengantisipasi hal ini, Monsanto mulai melakukan penanaman kembali guna mengisi kebutuhan Agustus-September 2017, kendati memiliki tantangan intesitas curah hujan dibeberapa wilayah yang masih tinggi. Kondisi tersebut menyebabkan kenaikkan biaya produksi dan resiko potensi penurunan produksi benih jagung hingga 30 persen.

Monsanto menetapkan kenaikkan produksi benih jagung hibrida ‘tahun fiskal‘ 2017 antara 6.000-8.000 ton.Sementara itu, kapasitas pabrik di Mojokerto, Jawa Timur mencapai 13.600 ton.(dio/sep)

Sumber: