Zaki Jagokan Brazil

Zaki Jagokan Brazil

TIGARAKSA – Demam Piala Dunia mewabah ke semua lapisan masyarakat di Indonesia. Termasuk warga Kabupaten Tangerang. Antusias tersebut membuat warga Kabupaten Tangerang beramai-ramai menggelar acara nonton bareng (nobar) ajang empat tahunan ini. Nobar Piala Dunia digelar di Alun-alun Kabupaten Tangerang, belum lama ini. Pada acara nobar tersebut, panitia mengundang praktisi sepakbola seperti mantan pelatih Persita Tangerang Zaenal Abidin, mantan pemain tim nasional (timnas) dan Persita Tangerang Leo Saputan, serta mantan manajer Timnas U-23 tahun 2006 Ahmed Zaki Iskandar. Saat ditanya tim yang diunggulkan pada Piala Dunia 2018 yang digelar di Rusia, Zaki menjawab menjagokan Brazil. Pasalnya, Tim Samba ini memiliki formasi pemain yang dinilai cukup lengkap dan berkualitas di semua lini. “Piala Dunia kali ini saya jagokan Timnas Brazil,” ungkap Zaki. Dengan mengenakan kostum Timnas Brazil, pria yang mengaku menggemari klub Inter Milan ini masih optimis Timnas Brazil mampu meraih juara meski di laga perdana di tahan imbang Swiss dengan skor 1 – 1. “Mesin Timnas Brazil mungkin belum panas, di laga berikutnya pasti Brazil akan menang,” ucap Zaki, sambil tersenyum. Pada Piala Dunia yang lalu, ia lebih menjagokan Timnas Jerman. Namun, saat ini dia melihat para pemain tim Panser kurang begitu meyakinkan. Begitu juga dengan Timnas Portugal dan Argentina. “Portugal dan Argentina memang ada Christiano Ronaldo dan Lionel Messi, tapi secara kolektivitas permainannya masih kurang meyakinkan,” kata calon Bupati Tangerang ini. Sementara itu saat ditanya soal sepakbola Indonesia, Zaki mengatakan, sepakbola Indonesia belum menjadi industri layaknya di Eropa. Selain itu, pembinaan yang dilakukan harus terprogram dan jangka panjang. Kata mantan manajer Persita Tangerang ini, pembinaan yang dilakukan tidak bisa instan. Minimal dibutuhkan waktu tiga tahun, itu pun harus benar-benar serius dalam pembinaannya. “Tidak ada prestasi yang diraih dengan cara instan, semuanya butuh proses dan waktu yang cukup panjang. Jepang mampu menembus Piala Dunia bukan hanya dengan mimpi, mereka benar-benar melakukan pembinaan pemain usia muda,” kata Zaki. Selain itu, pemahaman menjadi pemain sepakbola belum menjadi pilihan hidup bagi sebagian orang tua harus dihapuskan. Saat ini, menjadi atlet sepakbola maupun lainnya sudah begitu layak. Sehingga tidak takut ketika pemain sepakbola memasuki masa pensiun, atau terkena cedera sehingga mereka tak mampu merumput lagi di lapangan hijau. Di tempat yang sama, mantan pelatih Persita Tangerang Zaenal Abidin mendambakan Timnas Indonesia mampu berlaga di Piala Dunia. Dari informasi yang didapatkan Zaenal, saat ini Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) sedang membuat kurikulum pembinaan pemain usia muda. Kata Zaenal, pembinaan di Indonesia belum berkembang layaknya negara-negara langganan Piala Dunia, seperti Jerman dan Brazil. “Penduduk Indonesia sekitar 250 juta jiwa, masa kita tidak bisa mencari 11 orang dijadikan pemain bola agar tembus ke level dunia,” terang Zaenal.(mas/bha)

Sumber: