Amankan Ibadah di Gereja, Polisi Bersenjata Lengkap Disiagakan

Amankan Ibadah di Gereja, Polisi Bersenjata Lengkap Disiagakan

PANONGAN – Sejumlah personel Satuan Samapta Bhayangkara (Satsabhara) Polresta Tangerang berjaga di Gereja Katolik Paroki Santa Odilia Citra Raya, Kecamatan Panongan, Kabupaten Tangerang, Minggu (20/5). Polisi yang disiagakan dalam antisipasi teror itu dilengkapi senjata laras panjang, serta topi dan rompi antipeluru. Berdasarkan pantauan di lokasi, pagar pintu masuk gereja ditutup rapat. Polisi tidak hanya berada di sekitar pintu masuk, namun tersebar di sejumlah titik seperti parkiran dan area gedung gereja. Bahkan terlihat beberapa prajurit TNI yang turut diperbantukan melakukan pengamanan. Barang bawaan warga jemaat pun turut menjadi perhatian dan diperiksa jika mencurigakan. Sekitar pukul 09.00 WIB, Kapolresta Tangerang Kombes Sabilul Alif tiba di Gereja Katolik Paroki Santa Odilia. Kapolres pun mengenakan rompi antipeluru. Usai memastikan keamanan di luar gedung, Sabilul masuk ke dalam gereja. Dia langsung menuju altar dan berdiri di depan mimbar. Sabilul menyampaikan pesan-pesan keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas) di hadapan ribuan jemaat. “Saya menyampaikan bahwa kejadian di beberapa gereja di Surabaya tidak sedikitpun mewakili agama apapun, karena tidak ada satupun agama yang memerintahkan pemeluknya untuk melakukan teror. Untuk itu, saya mengimbau kepada seluruh masyarakat agar tidak takut dan tidak khawatir,” katanya usai menyampaikan pesan kamtibmas kepada jemaat. Sabilul mengatakan, dirinya akan mengirimkan personel kepolisian setiap kegiatan keagamaaan. Setiap hari Minggu pun polisi disiagakan melakukan pengamanan di semua gereja. Ia juga mengajak masyarakat untuk bersama-sama melawan aksi teror yang terjadi di Indonesia dan menolak paham radikalisme, serta tidak mudah terpancing dengan ajakan-ajakan dari kelompok separatis yang mengganggu keternteraman bersama. Sabilul mengatakan, objek-objek vital lain juga diawasi, termasuk masjid-masjid. Pengawasan di masjid perlu dilakukan guna menghalau adanya ceramah-ceramah yang mengandung paham radikalisme. Maklumat penolakan paham radikalisme telah disebarkan di masjid-masjid. “Apabila ada yang menyampaikan ceramah yang bersifat provokatif dan paham radikalisme, maka umat akan bertindak tegas, harus kita hentikan. Semua masjid harus diawasi. Tangerang aman karena kita bekerja, Tangerang aman karena kita berupaya,” tegasnya. Sebelumnya, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Tangerang Uwes Nawawi mengajak, seluruh elemen masyarakat untuk bersatu dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Uwes menegaskan, para ulama juga sering menyampaikan bahwa membela negara wajib hukumnya. Dalam pelaksanannya dipercayakan kepada TNI dan Polri. Dia mengatakan, Islam tidak pernah mengajarkan kekerasan, pembunuhan, namun Islam merupakan rahmatan lil alamin. Sehingga tidak benar jika ada aksi yang mengatasnamakan Islam tetapi ajarannya melenceng dari kaidah Islam yang sesungguhnya. “Insya Allah Indonesia tetap jaya, NKRI tetap ada selama umat beragama tetap beribadah kepada Allah SWT. Untuk itu kami mengimbau masyarakat agar tidak terprovokasi dengan isu-isu yang tidak benar,” pungkasnya. (mg-3/mas)

Sumber: