DBPR Libatkan Warga, Susun Peta Tangsel

DBPR Libatkan Warga, Susun Peta Tangsel

SETU-Dinas Bangunan Dan Penataan Ruang (DBPR)  Kota Tangsel tengah melakukan pemetaan partisipatif. Guna menghasilkan informasi keruangan yang lebih rinci sesuai dengan kondisi aktual lapangan. Kepala Bidang Tata Ruang Toni Suwandi pada DBPR Kota Tangsel mengatakan, untuk mewujudkan pemetaan partisipatif dibutuhkan peran serta masyarakat. Sebab, merekalah yang mengetahui betul batas administrasi yang lebih rinci. Dengan menggunakan sitem one map policy, yaitu kebijakan satu peta. Dalam satu peta tersebut, memuat berbagai informasi dan dapat digunakan oleh seluruh pemangku kepentingan. “Kita kan lagi buat peta yang lengkap. Nantinya semua dinas maupun instansi akan menggunakan satu peta. Jadi kalau ngomong titik A, lokas banjir, bencana bisa di-floating di peta. Pada saat dikasih ke dinas nggak geser karena petanya satu. Kalau sekarang kan belum one map policy, masih menggunakan peta sendrii-sendiri jadi berebeda,” terang Toni usai Bimbingan Teknis (bimtek) Pemetaan Ruang di Aula Kecamatan Setu, Senin (9/4). Menurutnya, dalam peta tersebut akan menghasilkan perencanaan data tata ruang yang rinci dengan data yang valid. Seperti pemetaan batas RW, penanaman jalan lingkungan termasuk gang, pemetaan sarana dan prasarana dasar yang meliputi sarana pendidikan, kesehatan, pemerintahan, taman dan fasos-fasum. “Kita pengen peta yang satu ini betul-betul lengkap mulai dari nama-nama jalan, gang, karena kaidah pemetaan minimal 2 meter ada namanya. Jadi, nanti tidak hanya memudahakan untuk mencari lokasi tapi, memudahkan juga perencanaan pembangunan. Misalkan diusulkan perencanaan pembetulan jalan, untuk memudahkan mengidentifikasi dan pengusulan kegiatan yang akan datang,” tambah Toni. Maka dari itu, DBPR mengundang perwakilan dari setiap keluarahan untuk melakukan pemetaan di wilayahnya masing-masing. “Masyarakat di sini terlibat dalam menyusun peta yang akurat serta detail. Kita meminta mereka ngeplot batas-batas RW dan nama-nama fasilitas,” bebernya. Pemetaan partisipatif, lanjut Toni, bisa dinikmati oleh masyarakat Tangsel pada anggaran perubahan. Sebab saat ini, masih dalam pengkajian.  “Kita lupa menganggarkan di APBD murni. Nantinya peta-peta ini akan difigura dan diberikan ke seluruh kelurahan, kecamatan dan semua dinas di Pemkot Tangsel. Dan kami berikan softcopy yang sangat berguna untuk perencanaan pembangunan,” kata dia. Bimtek Pemetaan Ruang akan dilakukan di tujuh kecamatan yang ada di Kota Tangsel. Dengan adanya bimtek ini maka, semua warga Tangsel bisa ikut berpartisipasi dalam pembuatan peta partisipatif. Dalam bimtek tersebut, DBPR menghadirkan narasumber dari perwakilan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengtahuan Alam dari Universitas Indonesia, Ibni Sabil.  Ia menjelaskan, pemetaan pastisipatif merupakan salah satu metode yang menempatklan masyarakat sebagai pelaku pemetaan wilayahnya. Sekaligus juga akan menjadi penentu perencanaan pengembanagan wilayah mereka sendiri. “Karena masyarakat yang hidup dan bekerja di tempat itulah yang memiliki pengetahuan mendalam mengenai wilayahnya. Jadi, harapannya dengan melibatkan masyarakat peta dapat dibuat secara lengkap dan akurat. Baik yang menyangkut sejarah tata guna lahan, pandangan hidup dan harapan masa depan atau rencana,” tutupnya. (mg-7/esa)

Sumber: