10 Tahun Yayasan Al Badar

10 Tahun Yayasan Al Badar

Berawal dari sebuah keprihatinan, muncul sebuah pemikiran dan terbentuk sebuah tekad... Keprihatinan melihat situasi masyrakat di sekitar lembaga yang lebih mengedepankan matrealisme, dan konsumsrisme yang dibuktikan hampir sebagian besar tanah dan sawah habis dijual tanpa memikirkan anak cucu kedepan. Mau tinggal dimana mereka? Mau diwariskan apa anak cucu nanti? Nampaknya nyaris tidak ada dalam pikiran saat itu, yang ada bagaimana sawah dan tanah cepat menjadi uang. Akhirnya muncul sebuah pemikiran..!! Tidak ada solusi lain, kecuali mereka harus dibekali ilmu yang dilandasi keimanan yang tentunya jangan sampai membebani orangtua. Saat itu di tahun 2008 berbekal niat ibadah seraya memohon rhido dan perlindungan Allah SWT. Para pendiri Al Badar bertekad harus melawan kebodohan dengan belajar.. belajar dan belajar... Dengan harapan meski anak cucu tidak diwariskan harta (sawah, tanah dan sebagainya) jika kelak mereka sudah berilmu dengan formalitas ijazah yang mereka miliki, semoga putra dan putri Banten tidak lagi menjadi tamu di rumahnya sendiri. Meski tantangan, rintangan, cemohan bahkan fitnah datang silih berganti, alhamdulillah dari hanya mempunyai 143 siswa di tahun 2008 saat ini sudah sekitar 1434 siswa yang belajar di Al Badar. Meski para asatidz di pondok pesantren Al Badar didominasi para alumni pondok pesantren modern, tapi kami tetap berkomitmen mempertahankan tradisi ponpes salafi seperti mengaji sorogan, kitab amil jurumiyah karya putra Banten Syekh Nawawi Mandaya dan juga mengaji kitab kuning dengan sistem 'coretan'. Namun untuk kedisiplinan para santri, digunakan sistem ponpes modern. Saat ini Yayasan Al Badar tengah merintis SMP Tahfidz Qur'an dengan sistem YANBUA QUDUS dan alhamdulillah dalam waktu satu semester para santri sudah dapat menghafap 5 juz, pesantren yang diharapkan dapat melahirkan para ulama dan umara yang hafal alquran, menciptakan generasi bangsa yang kuat secara kaffah karena ditanamkan dalam dirinya kalamullah yaitu alquran. Disisi lain, pesantren yang baru dirintis satu tahun yang lalu menerapkan sistem ponpes modern baik dalam berbahasa maupun dalam kesehariannya. Bagi Al Badar... mempertahankan tradisi ulama salafi sebuah keharusan dan menerima modernisasi dan indusrialisasi yang positif adalah keniscayaan semoga..!!

Sumber: