Malas Gerak, Awas Diabetes

Malas Gerak, Awas Diabetes

PAMULANG-Rumah sakit umum (RSU) Tangsel menggelar penyuluhan kesehatan tentang diabetes mellitus (DM), Rabu (14/3). Acara yang dilaksanakan di aula RSU Tangsel diikuti pasien DM dan keluarga pasien. Dokter Khusus DM pada RSU Tangsel dr Retno Widowati mengatakan, DM atau kencing manis adalah suatu penyakit di mana terdapat glukosa yang tinggi di dalam darah, sehingga tubuh tidak dapat melepaskan atau menggunakan insulin secara cukup. "DM itu penyakt metabolik atau gangguan hormonal," ujarnya kepada Tangerang Ekspres, Rabu (14/3). Retno menambahkan, ada dua tipe DM yang ada, yakni tipe satu dan tipe dua. Tipe satu biasanya menyerang usia remaja dari 4 sampai 15 tahun, DM terjadi idiopatik atau bawaan dari gen, atau dari ada kerusakan dari pankreas. Sedangkan tipe dua sering menyerang usia di atas 40 tahun dan terjadi akibat turunan, pola hidup, makan makanan enak, manis, malas gerak. "DM tipe satu atau dua tidak bisa disembuhkan tapi, bisa dikontrol asalkan pola hidup dijaga dan rutin olahraga," tambahnya. Masih menurut Retno, dgjalanya DM adalah sering kencing pada malam hari, selalu merasa haus, selalu merasa lapar dan mengamali penurunan berat badan. Apabila seseorang mengalami yang demikian agar segera dan secepatnya memeriksakan kesehatannya ke rumah sakit atau ke puskesmas terdekat. Dampak DM bagi kesehatan kelihatannya ringan tapi, jika tidak diobati secara benar bisa menyebabkan penyakit kompilkasi. Yakni, stroke, mata buta, jantung, darah tinggi. impoten, darah tinggi. gangguan syarf, luka lama sembuh dan lainnya. "Jika telat ditangani DM bisa menyebackan kematian," ungkapnya. Penderita DM harus memperhatikan konsumsi gula bagi tubuhnya. Jika puasa tekanan gula darah tidak boleh lebih dari 180 mg/dL, sedangkan dua jam setelah makan tidak boleh lebih dari 200 mg/dL. "Jika penderita memperhatikan hal tersebut, maka tidak akan terjadi kompilkasi tapi, seperti orang sehat," jelasnya. Wanita berkerudung tersebut menjelaskan, penderita Dm tidak boleh olahraga berat dan lama, juga harus periksa darah dan kontrol tiap bulan. Ia berharap pasien atau masyarakat lebih memahawi, mengatur darahnya sendiri. Juga keluarga pasien DM supaya bisa mendukung, kalau pasien ketat diet tapi keluarga tidak mendukung tentu pasiesn DM sulit terkontrol. "Pasien yang datang ke RSU Tangsel menurut Retno sebanarnya tidak tahu kalau punya penyakit DM. Baru tahu punya DM saat cek darah dan kaget punya penyakit tersebut," tutupnya. (bud)

Sumber: