Disbudpar Wujudkan Tangerang Layak Dikunjungi
TANGERANG - Pemerintah Kota Tangerang melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) terus berupaya menggenjot sektor pariwisata. Salah satunya dengan menggelar acara Culinary Night yang rutin diadakan tiap bulan di akhir pekan. Selain itu juga dibangun sejumlah taman tematik sebagai destinasi wisata baru di Kota Tangerang. Dengan tema 25 tahun Tangerang Menginspirasi, Disbudpar ingin mewujudkan Kota Tangerang menjadi kota yang layak dikunjungi dan bisa menjadi inspirasi bagi kota lain. Dalam upaya meningkatkan pariwisata di Kota Tangerang, Kepala Disbudpar, Rina Hernaningsih mengatakan, salah satunya dengan acara Tangerang Culinary Night yang rutin diadakan tiap bulan, serta terus membuat taman tematik yang ada di Kota Tangerang. "Selain itu, Disbudpar akan terus berinovasi membuat tempat wisata yang baru di Kota Tangerang," ujar Rina. Disbudpar meresmikan taman tematik teranyar di Kota Tangerang pada 11 Februari lalu, yakni Bird Park atau Taman Burung Perak di Jalan M.Yamin, Kelurahan Babakan, Kecamatan Tangerang. Taman itu diisi oleh puluhan burung dari 15 spesies burung endemik pulau Jawa. Keberadaan taman ini menambah jumlah taman tematik yang telah dimiliki Pemkot. Dengan diresmikannya taman burung ini, saat ini terdapat 28 taman tematik di Kota Tangerang. Terakhir, Disbudpar menggandeng Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) menggelar Tangerang Culinary Night di kawasan Pusat Pemerintahan (Puspem) Kota Tangerang, Sabtu (24/2) malam. Acara tersebut menyajikan beragam kuliner murah dari sejumlah hotel dan restoran ternama, hiburan tari tradisional dan modern hingga band ternama D'masiv. Rina menerangkan, Culinary Night kali ini merupakan kado spesial bagi masyarakat Kota Tangerang. "Memeriahkan HUT Kota Tangerang ke-25 tahun perak. Kita sudah empat kali merayakan bersama PHRI, pada acara kali ini ada video mapping juga dan lebih meriah karena banyak hiburan," ujar Rina. Ia juga mengatakan festival ini dibuka dengan kesenian baru Tangerang, yakni Tari Kembang Tengger. Selain itu, tambah Rina, dimeriahkan juga dengan tari-tarian dan kesenian lain dari Federasi Olaraga Rekreasi Masyarakat (FORMI). "Kota Tangerang itu awalnya diambil dari kata Tangger, oleh karena itu kita namakan Tarian Kembang Tengger," tuturnya. Sebelumnya, Disbudpar telah memperkenalkan dua tarian baru yakni Tarian Nyi Mas Melati dan Lenggang Cisadane. Upaya Disbudpar perlahan membuahkan hasil. Terbukti, kunjungan wisatawan ke Kota Tangerang terus meningkat tiap tahunnya. Berdasarkan data 2017, terdapat 1.088.747 wisatawan yang datang ke Kota Tangerang dan 27 persen diantaranya wisatawan asing. "Jumlah itu meningkat hampir 100 persen dari tahun 2016 sebanyak 554.229 pengunjung," ujar Kabid Pariwisata Disbudpar, Rizal Ridolloh. Dari total jumlah wisatawan yang datang pada 2017, sebanyak 295.357 pengunjung merupakan wisatawan mancanegara. Pada Tahun 2018 ini, Kata Rizal, Disbudpar menargetkan penambahan sebanyak 360.000 wisatawan mengunjungi Kota Tangerang. Ia optimis jumlah wisatawan melebihi target yang ditetapkan, terlebih Disbudpar berencana membentuk Asosiasi Travel Indonesia (Asita) Kota Tangerang. Nantinya, asosiasi ini akan menjadi wadah bagi para pelaku bisnis travel atau stakeholder. Nantinya Asita akan mengkoordinir paket-paket wisata di Kota Tangerang agar wisatawan dapat mengunjungi destinasi wisata secara terprogram. Untuk diketahui, Jumlah Kunjungan Wisatawan Tahun 2013 sebanyak 362.435 jiwa, Tahun 2014 sebanyak 398.679 jiwa, Tahun 2015 sebanyak 482.903 jiwa, Tahun 2016 sebanyak 554.229 dan Tahun 2017 sebanyak 1.088.747 wisatawan.(*)
Sumber: