Korban Tewas Bertambah Dua
KOSAMBI—Jumlah korban tewas ledakan pabrik kembang api PT Panca Buana Cahaya Sukses di Kosambi bertambah. Kemarin sore, polisi menemukan dua lagi jenazah dari reruntuhan bangunan pabrik. Satu jenazah masih dalam keadaan utuh, sementara satu lainnya sudah berupa kerangka. Penemuan tersebut diketahui setelah Kapolres Metro Tangerang Kota Kombes Harry Kurniawan memimpin olah tempat kejadian perkara bersama dengan Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Metro Jaya. “Sore hari kami mendapat jenazah utuh dari kepala sampai badan, dan satu jenazah lagi bagian potongan tubuh yang akan dikenali melalui identifikasi di RS Polri Kramat Jati,” ujarnya. Dengan demikian, jumlah jenazah korban ledakan yang sudah dievakuasi berjumlah 49 jenazah. Namun, kapolres masih belum dapat memastikan jenis kelamin kedua korban terakhir. Itu dikarenakan kondisi jenazah yang sudah tidak dapat dikenali. “Masih dalam proses identifikasi tim DVI. Makanya sore ini dikirim ke RS Polri Kramat Jati untuk dilakukan identifikasi dan memastikan jenis kelamin maupun identitasnya," ujarnya. Tim melakukan penyisiran pada bagian samping hingga belakang gudang yang meledak. Proses tersebut berlangsung hingga pada pukul 14.00 WIB. Penyisiran itu tidak sia-sia karena berhasil menemukan dua jenazah yang berada pada sisi kiri bangunan. Selain menemukan dua jasad korban, tim juga menemukan beberapa barang bukti lain yang kemungkinan dapat menjadi petunjuk baru dalam membantu proses penyelidikan. "Kita menemukan beberapa barang bukti baru seperti sertifikat, beberapa unit ponsel. Barang-barang tersebut akan dijadikan bahan penyidikan oleh tim. Bisa saja petunjuk untuk korban yang masih belum diketahui," ucapnya. Menurut kapolres, dari total 103 pekerja yang terdaftar di data perusahaan, masih ada sebanyak enam karyawan lagi yang belum ditemukan. Dia berjanji akan semaksimal mungkin mencari keberadaan para jenazah dan korban yang belum ditemukan. “Tadi kan pas kita cari lagi, dapat lagi. Nanti kita cari lagi sisanya," ujarnya. Kemarin (30/10), tim DVI RS Polri juga berhasil mengidentifikasi 6 jenazah lagi. Dengan ini, sudah 15 dari 47 kantong jenazah yang berhasil diidentifikasi. Keenam korban tersebut diidentifikasi bernama Halimah binti Saroni, asal Tangerang, dikenali lewat DNA, gigi, dan rekam medis, kemudian ada juga Robiyah dan Epih Binti Udin yang juga berasal dari Tangerang. Keduanya juga diidentifikasi dari gigi, DNA, dan rekam medis. Kemudian ada Putri dan Ponih asal Tangerang, dikenali dari DNA, rekam medis dan properti yang dikenakan. Korban terakhir bernama Aryusli Hardiawan asal Tegal, Jateng. Ketua tim DVI Kombes Pramujoko mengatakan Aryusli dikenali lewat sisa pakaian berwarna merah yang dikenakannya. “Pakaiannya cocok dengan salah satu foto korban dari keluarga,” katanya. Semua jenazah akan diserahkan ke pihak keluarga dengan kendaraan jenazah milik RS Polri sampai ke rumah duka tanpa dipungut biaya. Pramujoko mengatakan kerjasama dengan pihak keluarga terus dijalin. Salah satunya melalui grup whatsapp khusus, di situ keluarga bisa mengirimkan dokumen berupa foto maupun dokumen medis lain secara cepat. “Misalnya kita lihat fotonya kurang gigi, ya kita minta foto lain,” katanya. Pramujoko mengatakan bahwa pemeriksaan post-mortem telah selesai terhadap seluruh jenazah. Tim DVI menerima kantung jenazah yang terdiri atas 44 jenazah dengan rincian 14 jenazah laki-laki, dan 30 jenazah perempuan. Serta 3 kantung berisi serpihan tubuh (body remains). Seluruh kondisi mayat telah dicatat dan diidentifikasi. Namun, jenazah baru bisa dikenali dengan dukungan data dari keluarga korban. “Kalau nggak ada data-data itu, tidak akan bisa diidentifikasi,” katanya. Sementara itu, keberadaan Subarna Ega, satu dari 3 tersangka masih misterius. Lelaki yang diketahui memegang tangkai las pemicu kebakaran sempat diasumsikan berada di antara korban tewas. Ada sebuah laporan kehilangan dari satu pihak keluarga atas nama Subarna. Namun, Kepala Instalasi Forensik RS Polri Kombes Edy Purnomo menyatakan bahwa Subarna dan Subarna Ega belum tentu orang yang sama. Dalam data Dispendukcapil yang disetor keluarga, hanya ada nama Subarna. “Jadi belum tentu Ega, namanya cuma Subarna,” katanya. Sementara itu, Kabidhumas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono mengungkapkan polisi telah memeriksa salah satu korban selamat bernama Husnul yang diketahui merupakan rekan Ega dalam melakukan pekerjaan pengelasan. Posisi Husnul berada di atap asbes memegangi kawat yang di las oleh Ega di bawah. “Ceritanya ini pengelasan hari kedua, hari pertama sebelumnya baik-baik saja,” kata Argo. Setelah beberapa saat mengelas, Husnul merasakan hawa panas dari api di bawahnya, ia pun meloncat turun dan berlari ke arah gerbang. “Pada langkah kelima asbes sudah runtuh. Husnul lari sampai gerbang, baru ada ledakan,” tutur Argo. Hingga saat ini, keberadaan Ega belum diketahui. Polisi sudah mengeluarkan BAP terhadap 18 saksi. Sementara tersangka baru ada dua. Ega masih harus ditemukan. Argo juga belum bisa mengatakan kalau Subarna yang dicari keluarga korban adalah Ega. “Nanti kita periksa lagi,” kata Argo. (mg-1/jpg)
Sumber: