Akademisi Soroti Kontribusi Organisasi Kepemudaan

Akademisi Soroti Kontribusi Organisasi Kepemudaan

Ibnu Jandi Aktivis Kota Tangerang yang juga pernah menjabat Ketua KNPI Kota Tangerang priode 1998-2001.--

”Melalui literasi dan edukasi, organisasi pemuda bisa meningkatkan kesadaran tentang isu-isu penting di era digital yang berdampak positif bagi masyarakat luas,” pungkasnya.

Hal serupa juga disampaikan aktivis Kota Tangerang Ibnu Jandi. Ia mengatakan, menjelang 28 Oktober yang diperingati sebagai hari sumpah pemuda, banyak pertanyaan apa saja yang telah di berikan pemuda kepada bangsa Indonesia apalagi dengan adanya organisasi kepemudaan yang ada di setiap daerah sampai saat ini belum ada kontribusi besar bagi perubahan daerah ataupun pemudanya.

Seperti Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI), organisasi pemuda yang anggarannya dibantu oleh Pemerintah Dareh untuk menjalankan program organisasi. Akan tetapi, program yang dibuat tidak terasa dan bahkan tidak terikat sama sekali. Sehingga, KNPI yang ada di setiap daerah menjadi beban pemerintah daerah karna anggaran hibah yang diberikan tidak ada dampaknya bagi daerah dan juga para pemuda.

Padahal, dengan anggaran yang telah diterima harusnya bisa menjadi motivasi bagi KNPI melakukan kegiatan ataupun hal lainnya. Karena, setiap tahun KNPI hanya menyodorkan konsep tetapi tidak ada dampaknya kepada Kota Tangerang khususnya para pemuda dan masyarakat.

Melihat Kondisi seperti itu, aktivis Kota Tangerang Ibnu Jandi mengatakan, adanya KNPI di Kota Tangerang tidak mempunyai konsep organisasi kepemudaan, bahkan adanya KNPI menjadi beban Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang yang hanya menghabiskan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tanpa menghasilkan konsep apapun.

”Kalau menurut saya, bubarkan saja KNPI Kota Tangerang karena tidak memiliki konsep kepemudaan yang bisa dirasakan oleh pemuda dan juga masyarakat Kota Tangerang. Harusnya, KNPI mempunyai konsep yang bisa dirasakan oleh pemuda dan juga masyarakat Kota Tangerang,”ujarnya saat dihubungi Tangerang Ekspres, Senin (27/10).

Jandi yang juga pernah menjabat Ketua KNPI Kota Tangerang priode 1998-2001 menambahkan, KNPI harusnya bisa mandiri dengan konsep yang mereka buat. Jangan hanya meminta hibah saja tetapi tidak mempunyai konsep yang jelas, karena dengan adanya anggaran yang dibantu oleh Pemkot Tangerang mereka harus mempunyai karya yang nyata dan bisa dirasakan oleh pemuda dan masyarakat.

”Saya pernah menjadi Ketua KNPI Kota Tangerang tahun 1998, tetapi di tengah perjalanan saya digulingkan karena saya menolak anggaran hibah untuk KNPI. Karena, menurut saya pemuda harus mandiri dengan ide kreatif mereka. Dengan adanya bantuan hibah pemuda yang bergabung di KNPI bisa menciptakan sebuah konsep dan karya yang nyata,”paparnya.

Ia menjelaskan, Pemkot Tangerang juga harus tegas, dengan memberhentikan angaran hibah kepada KNPI Kota Tangerang. Hal tersebut, agar KNPI bisa mandiri dan bisa kreatif dalam menjalankan program mereka tanpa harus bergantung pada Pemkot Tangerang.

”Pemkot jangan memanjakan, harus tegas dalam hal ini Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kota Tangerang jangan diam saja. Harus tanyakan kepada KNPI program nyata dan jelasnya seperti apa. Jangan anggaran diberikan tetapi konsep dan dampaknya tidak ada. Kalau konsep hanya di tulis tanpa di jalankan buat apa adanya hibah yang diberikan,”ungkapnya.

Jandi meminta, agar aparat penegak hukum (APH) atau Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) melalukan audit terhadap KNPI, agar jelas alur anggaran hibahnya. Karena, hibah yang diterima lumayan besar ratusan juta. Jadi, harus dilakukan audit atau pemeriksaan agar ketahuan apa saja yang digunakan oleh KNPI.

”Harus ada tindakan dari APH dan BPK untuk melakukan audit keuangan hibah yang di terima oleh KNPI kota Tangerang. Jangan hanya mau menerima, tetapi tidak ada kontribusinya kepada pemuda dan masyarakat kota Tangerang,”tutupnya. (zis-ran)

Sumber: