Pertumbuhan Ekonomi Kota Tangerang Peringkat ke-6 se-Banten
Kepala BPS Kota Tangerang, Muladi Widastomo.--
TANGERANG — Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Tangerang mencatat laju pertumbuhan ekonomi di Kota Tangerang pada triwulan II tahun 2025 di posisi peringkat keenam dari delapan kabupaten kota di Provinsi Banten.
Meski demikian, peningkatan pertumbuhan ekonomi di Kota Tangerang menunjukan tren positif, yaitu mencapai 5,20 persen (year-on-year), meningkat dibanding triwulan sebelumnya sebesar 5,02 persen. Capaian ini juga lebih tinggi dari periode yang sama tahun lalu yang tumbuh 4,52 persen.
“Jadi kita masih di atas Lebak dan Pandeglang. Tapi tidak perlu khawatir karena tren ekonomi Kota Tangerang biasanya melesat di triwulan ketiga dan keempat saat momentum libur panjang dan akhir tahun,” ungkap Kepala BPS Kota Tangerang, Muladi Widastomo saat dihubungi, Rabu, (29/10).
Muladi menjelaskan, sektor industri pengolahan dan jasa masih menjadi penopang utama perekonomian daerah, sejalan dengan julukan Kota Tangerang sebagai Kota Seribu Industri, Sejuta Jasa. Kelompok lapangan usaha tersier tercatat memberikan kontribusi lebih dari 50 persen terhadap pembentukan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).
Dari sisi pengeluaran, seluruh komponen tumbuh positif, terutama pada Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) atau investasi, yang menjadi indikator meningkatnya aktivitas ekonomi di kota ini.
“Konsumsi rumah tangga dan PMTB masih menjadi motor utama dengan kontribusi akumulatif lebih dari 92 persen terhadap PDRB,” ujar Muladi.
Dia menyebut, capaian positif ini juga sejalan dengan realisasi investasi Kota Tangerang yang menembus Rp12,58 triliun pada semester pertama 2025, melampaui 83 persen dari target tahunan yang ditetapkan dalam RPJMD.
Meski demikian, BPS mencatat rasio ICOR (Incremental Capital Output Ratio) Kota Tangerang masih relatif tinggi, yakni 7,19. Nilai ini menunjukkan bahwa efisiensi penggunaan modal masih perlu ditingkatkan. “Idealnya ICOR itu di kisaran 3–4 agar investasi semakin produktif,” paparnya.
Menanggapi pertanyaan soal pendapatan dan daya beli masyarakat, kepala BPS menjelaskan bahwa data terbaru terkait pendapatan per kapita dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) belum dirilis oleh Survey Dosiql Ekonomi Nasional (Susenas).
“Data itu berasal dari Susenas dan biasanya keluar pada November atau Desember,” ujarnya.
Kendati demikian, daya beli masyarakat Kota Tangerang dinilai tetap kuat.
“Walaupun ada pengurangan tenaga kerja di beberapa sektor, daya beli masyarakat tidak terdampak signifikan karena karakter masyarakat Tangerang yang heterogen dan memiliki daya adaptasi tinggi,” tambahnya.
Sementara itu, untuk sektor UMKM, BPS tidak secara langsung mencatat data rinci, namun memberikan acuan bagi dinas terkait untuk melakukan intervensi kebijakan. “Kami hanya memotret kondisi dan memberikan indikator, sementara tindak lanjutnya ada di dinas-dinas terkait,” kata Muladi.
Dengan tren pertumbuhan yang masih solid di atas 5 persen, dukungan investasi yang kuat, serta sektor industri dan jasa yang terus berkembang, perekonomian Kota Tangerang diperkirakan akan semakin menguat pada triwulan III dan IV tahun ini. “Biasanya di akhir tahun kita mencatat lonjakan karena faktor musiman dan peningkatan aktivitas konsumsi masyarakat,” pungkasnya.
Sumber: