PKM: Pemberdayaan Keterampilan Sosial-Emosional Anak-anak dan Remaja melalui Sentuhan Psikolinguistik Digital

Foto bersama anak yatim dan peserta PKM Yayasan Yatim Geser Ya Poris Gaga.--
TANGERANGEKSPRES.ID, PORISGAGA — Program Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat (PKM) Universitas Esa Unggul dengan mitra Yayasan Yatim Geser Ya Poris Gaga, dilaksanakan menggunakan sentuhan unik. Pasalnya, dalam kegiatan ini, tim pengabdian masyarakat UEU memfokuskan pada pendekatan psikolingusitik berbasis digital dalam upaya memberdayakan keterampilan sosial emosional anak-anak yatim.
Alfian, M.Pd, selaku ketua tim pelaksana PKM dari Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Esa Unggul, menerangkan bahwa kegiatan ini didanai oleh Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DPPM). Dukungan dari Yayasan Pendidikan Kemala Bangsa, LPPM, dan Yayasan Yatim Geser Ya Poris Gaga juga menjadi bagian penting dalam keberhasilan kegiatan ini.
“Pelaksanaan program pengabdian masyarakat ini diharapkan dapat menjadi solusi praktis dari permasalahan mitra, yang secara khusus menargetkan para anak yatim di Yayasan Yatim Geser Ya Poris Gaga dalam berlatih keterampilan sosial emosional, sehingga mereka memiliki keterampilan untuk memahami dan mengelola emosi diri sendiri, membangun hubungan positif dengan orang lain, menunjukkan empati, serta membuat keputusan yang bertanggung jawab,” kata Alfian.
Kegiatan ini sejalan dengan upaya pemerintah dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Terutama dalam memberikan akses Pendidikan kepada masyarakat, khususnya dalam pengembangan ilmu sosial humaniora yang berbasis teknologi. Kegiatan ini diharapkan mampu menjadi model replikasi pemberdayaan psikososial yang dapat mempromosikan pendekatan integratif antara teknologi, psikologi, dan linguistik.
“Semua anak berhak mendapatkan pendidikan berkualitas,” ujar Alfian.
PKM yang dilaksanakan dari bulan Juli sampai Oktober 2025 ini dilaksanakan melalui beberapa tahapan. Di mulai dari tahap sosialisasi, pelatihan, penggunaan media psikolinguistik digital, pendampingan pembuatan media, hingga tahap evaluasi program.
Tim pengabdian masyarakat yang terdiri dari 3 dosen dan 3 mahasiswa ini melakukan semua tahapan secara berkesinambungan guna memastikan tujuan program tercapai dan manfaat yang dihasilkan dapat dirasakan secara langsung oleh mitra sasaran.
Dipilihnya Yayasan Yatim Geser Ya Poris gaga bukan tanpa alasan, karena Hasil observasi awal menunjukkan bahwa banyak anak menghadapi kesulitan dalam mengidentifikasi dan mengungkapkan emosi mereka.
"Kami melihat adanya respons-respons yang kaku, keterbatasan kosa kata emosional, serta kecenderungan untuk menyembunyikan perasaan," ujar Deny Surya Saputra selaku tim anggota Dosen dari Program Studi Psikologi Universitas Esa Unggul.
Hal ini berdampak pada rendahnya rasa percaya diri, terutama saat harus berbicara di depan kelompok atau menyampaikan pendapat secara terbuka.
Ezik Firmansyah, anggota Dosen tim PKM, dari program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Esa Unggul menambahkan, Kegiatan ini tidak hanya menargetkan pemberdayaan keterampilan sosial-emosional anak-anak yatim, tetapi juga memberikan pelatihan pembuatan media psikolinguistik digital kepada pengasuh.
Sebagai koordinator anggota tim mahasiswa, Jessica menuturkan, mendampingi adik-adik yatim selama pelaksanaan program, sangat memberi kesan mendalam karena memanfaatkan video interaktif dan modul digital dalam mengatasi keterbatasan perangkat di yayasan.
Dampak program ini lebih dari sekadar statistik. Anak-anak menunjukkan antusiasme yang tinggi, terutama dalam sesi storytelling dan role-play. Mereka yang semula pasif, kini lebih berani mengemukakan pendapat dan lebih terbuka dalam berkomunikasi. Para pengasuh pun merasakan dampaknya. Mereka kini memiliki bekal untuk menerapkan pendekatan berbasis empati dalam interaksi sehari-hari.
Sumber: