Soetta Diminta Perhatikan Warga Sekitar, Camat Dukung, Larangan Main Layangan, Asal Otoritas Bandara Komitmen

Soetta Diminta Perhatikan Warga Sekitar, Camat Dukung, Larangan Main Layangan, Asal Otoritas Bandara Komitmen

Camat Neglasari, Andika Nugraha Krsyna Murti.-(Abdul Aziz Muslim/Tangerang Ekspres)-

TANGERANGEKSPRES.ID, TANGERANG — Camat Neg­lasari, Andika Nugraha Krsyna Murti mendukung pelarangan gangguan keselamatan ope­rasional penerbangan di Ban­dara Soekarno-Hatta. Namun, pi­hak Otoritas Bandara Soe­karno-Hatta telah membuat warganya kecewa lantaran tidak adanya komitmen dalam pemberdayaan warga sekitar.

Terlebih, wilayah Kecamatan Neglasari sempat  direnca­nakan menjadi penunjang kawasan Bandara  Soekarno-Hatta (Soetta) seba­gai kawasan komersil. Namun, hingga kini  belum terwujud.

”Rencananya wilayah Neg­lasari menjadi penunjang ka­wasan Bandara Soekarno-Hatta, sampai sekarang belum juga terimplementasikan,” ung­kap Andika dalam Rapat Koordinasi Penanganan Gang­guan Keselamatan Operasional Penerbangan di Bandara Soe­karno Hatta bersama Forko­minda di ruang Akhlakul Ka­ri­mah, Puspemkot Tange­rang, Rabu, 17 September 2025.

”Kemudian warga kami dila­rang bermain layang-layang, bermain burung merpati ter­masuk kadang kala adanya te­­guran terkait dengan kegiat­an pagelaran musik. Karena lampu laser yang dianggap meng­ganggu. Sedangkan tidak ada trouble solving apa yang take and give yang diberikan oleh otoritas bandara kepada warga kami yang terdampak,” sambungnya.

Dia menegaskan, yang lebih krusial, wilayah Neglasari me­rupakan tampak depan Bandara Soetta. Sejak adanya pemba­ngunan  berorientasi Transit dan penutupan akse­sibilitas sangat berdampak menyusut­nya perekonomian warga se­kitar.

”Wilayah Neglasari sekarang malah menjadi buntut, mu­kanya ada di Kecamatan Ben­da. Ini sangat berdampak pada perekonomian warga sekitar. Di Neglasari sekarang yang ada hanya  TPA (Tempat Pem­buangan akhir) Rawa Kucing dan TPU (Tempat Pemakaman Umum),” kata Andika. 

Menurutnya, warga Ke­ca­ma­tan Neglasari  hingga saat ini belum merasakan dampak po­sitif keberadaan Bandara Soe­karno-Hatta. Terlebih, pem­berdayaan masyarakat sekitar baik dalam penyerapan tenaga kerja maupun tanggung jawab sosial dari pihak otoritas Bandara.

”Kalau disampaikan CSR (Corporate Social Respon­sibility), saya di Neglasari su­dah 3 tahun, dulu ada CSR dalam bentuk sembako terkait menjelang hari besar. Sekarang sudah tidak ada. Kalau bicara CSR ya mohon maaf, CSR ke­mana, ke siapa, saya sendiri pun sebagai Camat Neglasari tidak punya akses ke pihak otoritas bandara. Ketika warga kami mengajukan program CSR bandara, kita juga bi­ngung karena gak aksesnya sulit,” bebernya.

Andika juga menyampaikan, selama ini warga Kelurahan Selapajang, Kecamatan Negla­sari kerap kali merasa diru­gikan dampak turbulensi pe­­sawat ketika melakukan take off. Atap rumah warga berterbangan. Namun ketika mengajukan ganti rugi pun pihak otoritas bandara tidak sigap melayani keluhan ter­sebut.

”Ganti rugi, bukan ganti un­tung, itu pun kabar dari warga tiga bulan baru bisa direaliasikan, nilainya seharga selembar asbes tapi warga harus menyiapkan banyak materai,” katanya.

Dia menyebut sejak dibuat­nya regulasi tentang gangguan keselamatan operasi penerba­ngan, pihaknya selalu mela­ku­kan sosialisasi kepada war­­ganya. Namun, sebagai bentuk kompensasi adanya aturan pelarangan permainan yang dianggap mengganggu keselamatan operasi pener­bangan, Andika mendorong perhatian pihak otoritas ban­dara dalam upaya menye­diakan fasilitas sosial (fasos) seperti prasarana dan sarana olahraga atau ruang terbuka hijau sebagai pengganti yang dapat dimanfaatkan oleh ma­syarakat.

”Warga butuh hiburan, mi­sal CSR dari bandara fa­silitas ru­ang bermain bagi warga, misalnya disiapkan lapangan bola, sarana olah­raga atau apa gitu yang bisa dimanfaat­kan oleh masya­rakat sebagai pengganti per­mainan yang dilarang tadi,” pungkasnya.

”Jadi kita ingin pihak otoritas bandara lebih perhatian terkait pemberdayaan masyarakat. Selama ini khususnya di wi­layah Neglasari yang katanya punya bandara tapi terbe­lakang,” pungkasnya. 

Sementara itu, Direktur Ope­rasional Angkasa Pura In­donesia, Agus Haryadi me­nga­takan, adanya permainan masyarakat sekitar, salah sa­tu­nya permainan layang-la­yang sangat mengganggu ke­selamatan penerbangan 

Sumber: