Bupati Lepas 36 Siswa Ikut Sekolah Rakyat, Entaskan Kemiskinan Lewat Pendidikan

Bupati Lepas 36 Siswa Ikut Sekolah Rakyat, Entaskan Kemiskinan Lewat Pendidikan

Bupati Tangerang Maesyal Rasyid (kanan) melepas 36 siswa yang ikut program Sekolah Rakyat.-(Asep Sunaryo/Tangerang Ekspres)-

TANGERANGEKSPRES.ID, TIGARAKSA - Pemkab Tangerang resmi melepas 36 siswa masuk program Sekolah Rakyat Menengah Atas di Kota Tangsel. Puluhan pelajar ini berasal dari keluarga tidak mampu, desil 1 dan 2 dari data terpadu kesejahteraan sosial (DTKS) versi Badan Pusat Statistik (BPS). Bupati Tangerang Moch Maesyal Rasyid mengatakan, program sekolah rakyat sejalan dengan visi pemerintah daerah untuk mengentaskan kemiskinan berawal dari pendidikan. 

Ia mengatakan, siswa yang ikut sekolah rakyat selain mendapatkan ilmu akademik, juga akan mendapatkan akses ke pelatihan siap kerja di Badan Latihan Kerja Provinsi Banten di Serpong, Kota Tangsel. "Kami sudah menggratiskan SD dan SMP swasta secara bertahap. Memberikan beasiswa kepada 250 pelajar, serta menyediakan program Paket A, B, dan C di desa-desa untuk anak yang putus sekolah. Sekolah rakyat ini merupakan visi Presiden Prabowo yang sangat bermanfaat bagi masyarakat," jelasnya, Jumat (15/8).

Sementara, Kepala Dinas Sosial Kabupaten Tangerang Aziz Gunawan mengatakan, target siswa yang ikut program sekolah rakyat sebanyak 56 orang. Namun, setelah dilakukan traking dan wawancara lapangan oleh pendamping keluarga harapan yang mau ikut sebanyak 36 orang. "Alasannya banyak. Ada yang enggak mau terpisah dari anaknya. Ada yang enggak mau ikut karena tak bisa mau lepas dari handphone. Jadi yang ikut ada 36 dari target 56 orang," jelasnya.

Aziz menyebutkan, Pemkab Tangerang memberikan uang saku, seragam, batik, perlengkapan siswa di asrama hingga sepatu. "Kita juga sediakan akomodasi orang tua siswa antar anaknya ke sekolah rakyat. Lalu untuk uang saku per siswa Rp500 ribu," jelasnya. Aziz mengatakan, ada beberapa siswa yang terkendala administrasi saat hendak mendaftar sekolah rakyat. Kata dia, ada 8 orang yang masih tertahan ijazahnya. "Ada 8 orang yang ijazahnya tertunda di SMP nanti akan kita bantu diselesaikan. Ada yang SMP negeri ada yang swasta," katanya.

Lanjutnya, siswa yang ikut sekolah rakyat berasal dari keluarga kategori desi 1 atau sangat miskin, dan 2 atau miskin. Data ini berbasis BPS dan dilakukan traking serta wawancara ke orang tua dan calon siswa secara langsung. "Kita bujuk dan rayu orang tua dan calon siswa akhirnya berhasil. Mereka akan dikuliahkan nantinya sesuai dengan kemampuan dan minat siswa dan dipekerjakan oleh negara, dicarikan pekerjaan sesuai dengan bakat. Program ini sangat bagus nanti kita lihat progres programnya," jelasnya. (sep)

Sumber: