SMPN 2 Rajeg Lanjutkan Tradisi Mabar

SMPN 2 Rajeg Lanjutkan Tradisi Mabar

MABAR: Siswa SMPN 2 Rajeg makan bersama (Mabar) sebagai bentuk kebersaman yang dilakukan di lorong kelas, Senin 28 Juli 2025.(Randy/Tangerang Ekspres)--

TANGERANG — Tradisi Makan Bersama (Mabar) di SMPN 2 Rajeg, Keca­matan Rajeg, kembali di gelar. Sebe­lumnya, ke­giatan Mabar sem­pat terhenti karena ada­nya penerimaan siswa baru dan msa pengenalan ling­kungan sekolah (MPLS).

Kegiatan Mabar kali ini di­lakukan bersama siswa baru. Hal tersebut dilakukan seba­gai bentuk Kekompakan antar siswa. Selain itu, Mabat juga untuk mencegah adanya per­bedaan antara siswa. Mabar juga bisa membuat antar sis­wa bisa saling dekat dan bisa saling peduli antar teman.

Kepala SMPN 2 Rajeg Timing Merawati mengatakan, Mabar tersebut diharapkan menjadi solusi untuk bisa menjaga kekompakan siswa. Siswa lebih kompak dan bisa mera­sakan hidangan yang mereka bawa dan bisa berbagi. Bah­kan dengan Mabar, bisa mem­bawa kebersa­maan antara siswa baru dengan siswa yang lama.

”Makan bersama ini penting kita lakukan. Jadi tidak ada yang berbeda. Mereka duduk bersama di lorong kelas sam­bil makan. Mereka bisa saling berbagi makanan yang me­reka bawa. Jadi dengan cara ini, saya yakin siswa akan bisa kompak dalam hal apa­pun,” ujarnya kepada Tange­rang Ekspres, Senin (28/7).

Timing menambahkan, sis­wa terlihat senang saat Mabar karena mereka duduk bersama dengan teman yang beda kelas. Saat Mabar, duduk mereka juga diatur agar bisa sama dengan teman beda kelas. Ini agar lebih akrab dan bisa saling kenal serta bisa berbagi. Melalui cara tersebut, siswa akan bisa saling jaga serta bisa menghindari adanya bullying antar siswa.

”Makan bersama juga mengajarkan siswa untuk bisa berbagi. Selain itu juga bisa mencegah adanya bullying karena mereka bisa mempunyai rasa kebersamaan dan juga tidak ada untuk niat melakukan bullying. Maka itu, harus dilakukan sering dilakukan pertemuan seperti ini,” paparnya.

Ia menjelaskan, dengan Mabar siswa juga diajarkan menghargai, misalnya mereka mendapatkan makanan dari yang lain, mereka bisa menghargai pemberian dari teman mereka. Jadi siswa lebih merasakan kebahagiaan bersama. Artinya, mereka bisa mempunyai semangat berbagi.

”Kita sangat senang karena siswa terlihat menikmati makanan dan suasana yang penuh kebersamaan. Dengan cara ini, saya yakin siswa akan bisa bersama. Jadi ketika ada konflik, mereka bisa saling menjaga dan tidak ada aksi bullying antar siswa,” tutupnya. (ran)

Sumber: