Universitas Esa Unggul Transformasi Pembelajaran Berpusat Murid di SDN Mangga Besar 15 Pagi

Universitas Esa Unggul Transformasi Pembelajaran Berpusat Murid di SDN Mangga Besar 15 Pagi

Foto bersama Tim Dosen Universitas Esa Unggul dan para guru di SDN Mangga Besar 15 Pagi, Jakarta Barat.--

TANGREANGEKSPRES.ID - Tim dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Esa Unggul berhasil mentransformasi praktik pembelajaran di SDN Mangga Besar 15 Pagi melalui program Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) bertajuk "Pendampingan Pembelajaran yang Berpusat Pada Murid dalam Implementasi Kurikulum Merdeka".

Program yang diketuai Dr. Harlinda Syofyan bersama tim dosen yang terdiri dari Ainur Rosyid, Dr. Muhammad Rijal Fadli,  Adisti Ananda Yusuff, serta didukung lima mahasiswa PGSD berlangsung selama satu semester dan telah membuahkan hasil signifikan. 

Data observasi menunjukkan 75% guru berhasil mentransformasi praktik pembelajaran menjadi lebih partisipatif dan interaktif.

"Kami melihat perubahan luar biasa pada guru-guru. Mereka yang semula menerapkan metode konvensional kini mampu mengaktifkan siswa sebagai pusat pembelajaran," ujar Dr. Harlinda Syofyan, yang merupakan Ketua Tim dalam kegiatan ini.

Harlinda melanjutkan, program ini menerapkan pendekatan sistematis empat tahap. Yaitu, persiapan dengan pretest, pelaksanaan melalui eksplorasi konsep dan kolaborasi, praktik pengembangan dengan Teacher at the Right Level (TaRL), serta evaluasi komprehensif.

"Kami tidak hanya memberikan teori, tetapi mendampingi langsung implementasi di kelas. Guru-guru dilatih menggunakan teknologi seperti Canva, video YouTube, dan platform digital lainnya untuk mendukung pembelajaran," jelas Harlinda Syofyan.

Menurutnya, hasil program menunjukkan peningkatan dramatis motivasi belajar siswa. Mereka menjadi lebih aktif bertanya, berdiskusi, dan mengembangkan kemampuan berpikir kritis.

Ibu Ras, salah satu guru SDN Mangga Besar 15 Pagi yang menjadi peserta dalam program ini mengakui jika program ini memberikan dampat positif bagi siswa. "Dengan pendekatan berpusat murid, anak-anak mampu berpikir logis, kritis dan berani berargumen di depan teman-temannya. Pembelajaran menjadi lebih menyenangkan dan bermakna," terangnya.

Ia juga menilai, program ini menjadi tantangan pada awalnya. Termasuk perubahan dinamika hubungan guru-siswa dan keberagaman gaya belajar. 

"Awalnya ada tantangan ketika siswa melihat guru sebagai 'teman' bukan 'guru'. Kami atasi dengan membuat kesepakatan kelas yang jelas sambil mempertahankan suasana pembelajaran yang kondusif," ungkapnya.

Kategorisasi Perkembangan Analisis pretest-posttest mengungkap variasi perkembangan: 30% guru menunjukkan kemajuan sangat baik, 40% perkembangan sedang, dan 30% memerlukan pendampingan intensif lanjutan.

Dr. Muhammad Rijal Fadli, anggota tim peneliti, menambahkan, data ini menunjukkan pentingnya pendampingan berkelanjutan. Setiap guru memiliki kecepatan adaptasi berbeda terhadap metode pembelajaran baru.

"Sekolah Penggerak Sebagai Pilot Project SDN Mangga Besar 15 Pagi, yang merupakan sekolah penyelenggara Program Sekolah Penggerak, menjadi model implementasi Kurikulum Merdeka di wilayah Jakarta Barat," ujarnya.

Sementara itu, Kepala SDN Mangga Besar 15 Pagi, Ratminah, menyampaikan apresiasi tinggi terhadap program ini. Menurutnya, guru-guru mereka kini lebih percaya diri menerapkan pembelajaran yang mengaktifkan siswa. 

Sumber: