BJB OKTOBER 2025

Tower Sirine Peringatan Tsunami, Asa Baru Warga Pesisir Anyer Hadapi Ancaman Tsunami

Tower Sirine Peringatan Tsunami, Asa Baru Warga Pesisir Anyer Hadapi Ancaman Tsunami

Tower sirine peringatan deteksi dini tsunami, di SMPN I Anyer tepatnya di Jalan Raya Anyer KM 45, Desa Bulakan, Kecamatan Anyer, Kabupaten Serang, Selasa (28/10).(Agung Gumelar/Tangerang Ekspres)--

TANGERANGEKSPRES.ID, SERANG — Suara debur ombak di pesisir Anyer berpadu dengan bunyi sirine yang terdengar menggema dari arah SMPN 1 Anyer, di Jalan Raya Anyer KM 45, Desa Bulakan. Bagi warga sekitar, bunyi sirine itu adalah simbol harapan — tanda bahwa mereka kini lebih siap menghadapi ancaman tsunami.

Bagi sebagian orang, suara keras itu mungkin mengejutkan. Namun, tidak bagi Susi (38), seorang pedagang di tepi Pantai Terbuka Anyer. Ia tersenyum lega saat menceritakan pengalamannya ketika sirine itu diuji coba beberapa waktu lalu.

“Bagus itu sudah ada sirine peringatan tsunami, saya tidak takut lagi kalau ada tsunami nantinya, karena kan nanti bunyi,” ujarnya sambil merapikan dagangannya, Selasa (28/10).

Ia mengaku suara sirine tersebut terdengar hingga ke lapaknya yang berjarak ratusan meter dari lokasi tower. “Kemarin (Senin, 27/10) kan bunyi, katanya itu uji coba dulu, dikirain saya beneran. Soalnya kedengaran banget sampai sini. Kalau kencang begitu, saya bersama keluarga bisa segera menyelamatkan diri,” tambahnya.

Tower sirine yang disebut Susi adalah bagian dari sistem peringatan dini tsunami yang baru saja didirikan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di tiga kecamatan pesisir Kabupaten Serang — Anyer, Cinangka, dan Puloampel. Ketiganya dikenal sebagai kawasan wisata dan permukiman padat yang rentan terhadap bencana tsunami.

Inisiatif pemasangan tower sirine ini lahir dari pengalaman pahit yang masih membekas di ingatan warga pesisir Banten. Beberapa tahun silam, tsunami yang melanda wilayah Pandeglang dan Serang datang tanpa peringatan, menelan korban jiwa dan meninggalkan trauma mendalam.

Irma (42), pemilik warung di sekitar tower sirine, masih mengingat jelas peristiwa itu. “Dulu sempat kan ada tsunami, kalau tidak salah waktu ada konser artis itu. Saya jadi korban, tapi alhamdulillah selamat,” tuturnya dengan mata menerawang.

“Waktu itu nggak ada peringatan apa-apa, tiba-tiba air datang. Sekarang alhamdulillah sudah aman karena ada tower sirine peringatan tsunami ini.”

Irma juga merasakan manfaat nyata dari keberadaan sistem peringatan dini tersebut. “Alhamdulillah sih sudah tidak takut dan khawatir lagi, karena kan sudah ada tower peringatan dan bunyinya juga kencang,” ujarnya. Ia berharap warga bisa lebih tanggap dan cepat bereaksi jika suatu hari sirine itu berbunyi sungguhan.

BNPB memastikan bahwa sistem sirine ini terhubung langsung dengan pusat deteksi gempa dan tsunami. Jika sensor mendeteksi potensi tsunami, sirine akan berbunyi otomatis, memberi waktu bagi warga untuk menyelamatkan diri ke tempat yang lebih tinggi.

Keberadaan tower-tower ini disambut positif oleh masyarakat pesisir. Rasa aman yang dulu hilang perlahan kembali. Anak-anak kembali bermain di pantai, pedagang membuka warung dengan tenang, dan wisatawan pun mulai berdatangan tanpa rasa cemas berlebih.

Kini, bagi warga pesisir Anyer dan sekitarnya, suara sirine bukan lagi tanda bahaya yang menakutkan, melainkan nada peringatan yang membawa keselamatan.(agm)

Sumber: