Banten Masuk 10 Besar Inflasi Tertinggi di Indonesia
Pj Gubernur Banten A Damenta, dan jajaran Forkopimda hingga OPD mengikuti Rapat Inflasi secara virtual bersama Kemendagri di Pendopo Gubernur Banten, Senin (6/1/2025).--
"Kita memiliki lahan yang luas, dan juga potensi tanaman yang subur. Ini yang akan kita gerakkan ke teman-teman di kabupaten/kota," tegasnya.
"Sebab kalau kita ketergantungan dengan daerah lain, maka ketika daerah itu langka atau menahan, disini akan mendapatkan dampak yang kurang bagus, makanya lahan ini harus diolah," sambungnya.
Sementara itu, Kepala Tim Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Provinsi Banten, M Lukman Hakim mengatakan, meski Banten masuk dalam inflasi tertinggi secara nasional namun itu masih masuk dalam target yakni sebesar 2,5 persen.
"Secara capaian masih dalam target sehingga itu relatif lebih aman dan lebih baik dibandingkan dengan tahun lalu 3,06 persen," katanya.
Menurutnya, penyumbang terbesar inflasi di Banten yakni emas yang baik secara signifikan. Sebab jika dibandingkan dengan bahan pokok komoditas itu relatif terkendali.
"Contohnya cabai, cabai itu secara tahunan deflasi turun harganya, beras juga turun jadi lebih ke komoditas yang harganya diluar kendali TPID, seperti emas, rokok itu penyumbang inflasi di Banten dan seluruh indonesia," ungkapnya.
Menurut Lukman, tingginya harga cabai ini juga lantaran produksi cabai di daerah belum memenuhi kebutuhan masyarakat, dan hanya mencapai 10-20 persen.
"Jadi cabai di Banten itu banyak didatangkan dari luar daerah, yaitu Jawa Tengah," paparnya. (*)
Sumber: